Mau Jadi Pendidik di Purwakarta? Ayo Latihan Tes PPPK Guru 2023, Ini Contoh Soal dan Jawabannya

Ilustrasi guru yang sedang mengajar
Sumber :
  • Freepik.com

Jadi Masalah Krusial Dalam Olahraga, Ini Solusi Pendanaan Menurut Ivan Kuntara

Peserta didik dalam suatu kelas gaya belajarnya beragam ada yang visual, auditori, dan kinestetik. Namun kegiatan pembelajaran selama ini masih banyak yang konvensional-klasikal. Agar dapat memenuhi ketiga gaya belajar tersebut, guru perlu?

  1. Menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab.
  2. Menggunakan media komik pembelajaran dan buku paket.
  3. Menggunakan program audio dan modul.
  4. Menggunakan media audio, video, dan percobaan.
  5. Menggunakan modul dan powerpoint.

Kunci jawaban: D

Gelar Razia, Saber Pungli Amankan Dua Terduga Juru Parkir Liar di Purwakarta

Pembahasan: 

Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu visual, auditif, dan kinestetik. Hal ini juga diungkapkan oleh Connell (dalam Yaumi: 2013: 125) yaitu visual learners, auditory learners, dan kinesthetic learners. Pertama, peserta didik visual yaitu peserta didik yang belajarnya akan mudah dan baik jika melalui visual/penglihatan. Atau dengan perkataan lain modalitas penglihatan menjadi modal utama bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar ini. 

Personel Polres Purwakarta Bantu Pemudik yang Sakit Saat Terjebak di Tol Cipali

Peserta didik kelompok ini memiliki kesulitan jika pembelajaran dilakukan melalui presentasi verbal tanpa disertai gambar-gambar atau simbol visual. Peserta didik bergaya belajar visual memiliki kekuatan visual, sehingga seorang pendidik ketika melakukan proses pembelajaran perlu menggunakan strategi pembelajaran dan media yang dapat mempermudah proses belajar mereka. 

Misalnya guru ketika melakukan proses pembelajaran dapat menggunakan media visual seperti: gambar, poster, diagram, handout, powerpoint, peta konsep, bagan, peta, film, video, multimedia, dan televisi. Di samping itu peserta didik dapat diajak untuk melakukan observasi/mengunjungi ke tempat-tempat seperti: museum dan tempat-tempat peninggalan sejarah.

Kedua, peserta didik auditori, yaitu mereka yang mempelajari sesuatu akan mudah dan sukses melalui pendengaran. Alat dria pendengaran merupakan modal utama bagi peserta didik bergaya belajar ini. Peserta didik yang bergaya belajar auditori akan menyukai penyajian materi pembelajarannya melalui ceramah dan diskusi. Mereka juga memiliki kekuatan mendengar sangat baik, senang mendengar dan kemampuan lisan sangat hebat, senang bercerita, mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan, mengenal banyak lagu dan bahkan dapat menirukannya secara cepat dan lengkap. 

Namun demikian peserta didik yang bertipe belajar auditori mudah kehilangan konsentrasi ketika ada suara suara ribut di sekitarnya, tidak suka pada tugas membaca, dan mereka tidak suka pada jumlah kelompok yang anggotanya terlalu besar. Oleh karena itu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran selain melakukan presentasi/ceramah juga dapat: 1) menggunakan media rekaman seperti kaset audio/CD audio pembelajaran, 2) peserta didik diajak untuk berpartisipasi dalam diskusi, 3) upayakan suasana belajar jauh dari kebisingan atau keributan, dan 4) dapat menggunakan musik untuk mengajarkan suatu topik/materi pelajaran tertentu.

Ketiga, peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, adalah peserta didik yang melakukan aktivitas belajarnya secara fisik dengan cara bergerak, menyentuh/meraba, dan melakukan. Peserta didik tipe belajar melalui anggota tubuhnya atau menggunakan fisik lebih banyak dari pada melihat dan mendengarkan, seperti senang bergerak/berpindah ketika belajar, menggoyang goyangkan kaki, tangan, kepala, gemar/suka menulis dan mengerjakan sesuatu dengan tangannya, banyak menggunakan bahasa non verbal/bahasa tubuh, suka menyentuh sesuatu yang dijumpainya. Sebaliknya peserta didik yang bergaya belajar kinestetik sulit berdiam diri dalam waktu lama, sulit mempelajari sesuatu yang abstrak, seperti rumus- rumus, dan kurang mampu menulis dengan rapi. Oleh karena itu jika pendidik menghadapi peserta didik bergaya belajar kinestetik maka dalam proses pembelajarannya 1) dapat menggunakan objek nyata untuk belajar konsep baru, dan 2) mengajak peserta didik untuk belajar mengeksplorasi lingkungan.

Contoh Soal Seleksi PPPK Guru 2023, Nomor 8

Peserta didik diminta untuk membuat dugaaan pada populasi hewan langka yang semakin sedikit hal ini termasuk kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan?

  1. Visual spasial
  2. Verbal linguistic
  3. Naturalis
  4. Logis matematis
  5. Kinestetis

Kunci jawaban: D 

Pembahasan:

Macam-macam kecerdasan:

a. Kecerdasan visual-spasial

Gemar bermain puzzle dan pandai menggambar adalah beberapa tanda dari kecerdasan visual-spasial. Anak yang memiliki jenis kecerdasan majemuk ini memiliki kemampuan visualisasi yang sangat baik. Anak akan terlihat mudah untuk mengingat gambar, arah di peta, video, dan sebagainya. Anak juga lebih mudah untuk melihat suatu pola daripada teman-teman sebayanya. 

b. Kecerdasan interpersonal

Apakah anak Anda selalu berhasil membina hubungan baik dengan orang sekitarnya dan pintar dalam berbicara dengan teman-temannya? Bisa jadi anak Anda memiliki kecerdasan interpersonal. Jenis kecerdasan majemuk yang satu ini ditandai dengan kemampuan anak untuk mengerti dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Pintar berbicara dan mampu menjaga hubungan baik adalah salah satu ciri khas dari jenis kecerdasan anak ini.

c. Kecerdasan naturalis

Tidak semua anak senang menjelajahi dan menelusuri alam terbuka serta spesies-spesies di sekitarnya, jika Anak Anda senang melakukan hal tersebut, mungkin anak Anda memiliki kecerdasan naturalis. Jenis kecerdasan naturalis merupakan jenis kecerdasan yang cukup unik. Anak yang memiliki jenis kecerdasan ini senang mengeksplorasi lingkungannya, beraktivitas di alam bebas, dan mudah dalam mengumpulkan serta mengkategorikan informasi.Di masa depan, anak dengan jenis kecerdasan naturalis berpotensi untuk menjadi seorang ahli biologi yang handal!

d. Kecerdasan linguistik-verbal

Menulis dan berbicara adalah dua hal yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Dibutuhkan suatu kemampuan khusus untuk mampu merangkai kata-kata dalam bentuk lisan maupun tertulis.Anak dengan kecerdasan linguistik-verbal memiliki kemampuan tersebut. Anak dapat menjelaskan suatu hal dengan baik serta mampu memberikan pidato yang menarik hati. Kata-kata dan bahasa adalah senjata terkuat dari anak.

e. Kecerdasan kinestetik 

Anak yang atletis dan pandai menari adalah indikasi dari jenis kecerdasan kinestetik. Anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik memiliki kemampuan fisik dan koordinasi yang baik. Olahragawan dan penari bukanlah satu-satunya profesi yang dapat dilakukan. Menjadi pemahat dan aktor juga adalah jenis pekerjaan yang nantinya bisa digeluti oleh anak

f. Kecerdasan intrapersonal

Apakah anak Anda senang menganalisis ide-ide, diri sendiri, maupun hubungannya dengan orang lain? Hal tersebut merupakan salah satu ciri khas dari jenis kecerdasan intrapersonal.Berbeda dengan kecerdasan interpersonal, jenis kecerdasan anak berupa kecerdasan intrapersonal meliputi kemampuan untuk introspeksi dan refleksi diri. Anak menyadari apa yang terjadi dengan dirinya dan senang menganalisis berbagai ide dan teori. Anak dengan kecerdasan intrapersonal memiliki bakat untuk menjadi peneliti, filsuf, penulis, dan sebagainya.

g. Kecerdasan logika-matematika

Dari 9 jenis kecerdasan majemuk, kecerdasan logika-matematika anak mungkin adalah yang paling mudah terlihat. Pintar berhitung dan matematika adalah ciri khas dari jenis kecerdasan anak ini.Namun, tidak hanya pandai berhitung, anak dengan kecerdasan logika-matematika umumnya tidak hanya senang berpikir mengenai konsep abstrak berupa angka, tetapi juga mengenai pola atau hubungan tertentu.Kecerdasan logika-matematika juga membantu anak untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah yang kompleks dengan baik.

h. Kecerdasan musikal

Kecerdasan musikal adalah salah satu jenis kecerdasan anak lainnya yang mudah untuk diamati. Bermain alat musik dan pandai bernyanyi merupakan tanda yang menonjol dari adanya jenis kecerdasan musikal pada anak.

i. Kecerdasan moral

Kecerdasan moral adalah bagaimana anak mulai dapat membedakan mana yang benar dan yang salah menggunakan sumber yang sudah dikumpulkan melalui emosi dan intelektual anak.Melalui kecerdasan ini, sikap moral anak pun akan mulai berkembang bersamaan dengan pengalaman yang pernah ia rasakan setiap harinya.

Contoh Soal Seleksi PPPK Guru 2023, Nomor 9

Apabila dalam proses belajar peserta didik melakukan sesuatu sampai dengan mendapatkan respon yang tepat dan sesuai dengan apa yang diinginkan serta menghilangkannya apabila dirasakan tidak sesuai, hal ini merupakan prinsip belajar dari?

  1. Konseptualisasi
  2. Conditioning
  3. Trial and error
  4. Stimulus respon
  5. Shaping

Kunci jawaban: C

Pembahasan:

Metode coba-coba merujuk kepada upaya atau metode untuk mencapai sebuah tujuan melalui berbagai macam cara. Upaya ini yang dilakukan tersebut dilakukan beberapa kali hingga akhirnya mendapatkan cara yang paling sesuai. Kesalahan atau kekeliruan dicatat untuk dievaluasi dan sebagai bahan pembelajaran.

Contoh Soal Seleksi PPPK Guru 2023, Nomor 10

Teori yang menyatakan bahwa peserta didik selama kegiatan belajar lebih ditekankan untuk aktif berpikir, menyusun konsep-konsep serta memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari dan yang paling penting terwujudnya belajar adalah niat peserta didik itu sendiri merupakan aliran dari teori?

  1. Konstruktivis
  2. Behavioristik
  3. Humanistic
  4. Sibernetik
  5. Kognitivistik

Kunci jawaban: A

Pembahasan:

Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986). Dengan kata lain, karena pembentukan pengetahuan adalah peserta didik itu sendiri, peserta didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar peserta didik itu sendiri. 

Sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.

Halaman Selanjutnya
img_title