Pertajam Rancangan RPJPN 2025-2045, Bappenas Libatkan Tokoh Agama dan Budaya

Bappenas melibatkan tokoh agama dan budaya untuk RPJPN 2025-2045.
Sumber :

Lebih lanjut Amich menjelaskan, pencapaian sasaran utama RPJPN 2025-2045 akan diukur menggunakan Human Capital Index (HCI). Pengukuran ini diharapkan mampu mendorong pembangunan menjadi lebih berpusat pada manusia, sehingga warga Indonesia mampu meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan, dan kemampuan manusia (human capabilities) untuk meningkatkan harkat dan martabat dengan memenuhi semua kebutuhan dasar, serta menggunakan pendekatan siklus hidup.

Nama-Nama Besar Bacalon Bupati Purwakarta yang Muncul di Pilkada 2024, Siapa Saja?

“Pada akhirnya RPJPN 2025-2045 akan mampu mewujudkan visi besar Indonesia yaitu Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan,” tambahnya.

Kementerian PPN/Bappenas menghadirkan Premana W Permadi, Asep Salahudin dan Fajar Riza Ul Haq sebagai narasumber untuk menganalisa rancangan awal RPJPN 2025-2045. Ketiga narasumber memperkaya pembahasan Rancangan Awal RPJPN 2025-2045 dari sudut pandang keahlian masing-masing.

Semifinal Piala Asia U-23 2023: Timnas Indonesia U-23 Kalah 2-0 dari Uzbekistan U-23

Premana, ahli astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), memberikan masukan dari sudut ekologi dan budaya. Ia meminta agar RPJPN 2025-2045 memberikan perhatian lebih besar kepada persoalan ekologi.

Menurutnya, dibutuhkan rasionalitas agar kepentingan ekonomi, budaya, dan ekologi bisa berjalan selaras. Upaya membangun keselarasan ini membutuhkan cara berpikir logis yang runtut dan nurani yang baik. Kemampuan berpikir dan berbahasa yang tinggi, akan memudahkan untuk lebih rasional dan tangguh secara nurani.

Rio Reifan Ditetapkan Sebagai Tersangka Usai Tersandung Kasus Narkoba

Sedangkan Asep (Ketua Lakpesdam PWNU Jawa Barat) dan Fajar (Pengurus Pusat Muhammadiyah) mempertajam Rancangan Awal RPJPN 2025-2045 dari sudut pandang agama.

Asep berharap prioritas pembangunan untuk tema Beragama Maslahat dan Berkebudayaan Maju dapat diukur lebih konkret. Sedangkan Fajar mengingatkan pentingnya nilai-nilai agama dapat ditransformasikan menjadi etos kemajuan dan pengungkit budaya kerja yang inovatif dan produktif.

Halaman Selanjutnya
img_title