Kisah Sukses Penjual Sate Maranggi, Dari Miskin Sampai Omzet Puluhan Juta
- Tangkap Layar Youtube KANG DEDI MULYANI CHANNEL
VIVAPurwasuka – Di bawah rindangnya pepohonan di sebuah area PTPN, kisah sukses seorang penjual sate maranggi telah mengundang decak kagum banyak orang.
Perjalanan bisnis yang dijalani bermula dari pendapatan hanya Rp50.000 per malam, kini telah bertransformasi menjadi tempat kuliner yang ramai dikunjungi dengan omset mencapai Rp30 juta per hari.
Warung sate yang dulunya hanya bermodalkan gerobak sederhana, kini telah berubah total.
Area makan telah dilengkapi dengan saung-saung yang asri, taman yang tertata rapi, dan fasilitas toilet yang memadai. Setiap akhir pekan, warung ini mampu melayani hingga 1.000 pengunjung.
"Dulu ketemu gocap (Rp50.000) aja susah. Sekarang alhamdulillah sudah bisa melayani ribuan pelanggan," ungkap sang pemilik warung dengan rendah hati saat diwawancarai Kang Dedi Mulyadi di Channel Youtubenya.
Yang menarik, meski bisnisnya berkembang pesat, harga sate maranggi di warung ini tetap terjangkau. Satu porsi sate dibanderol Rp2.000 untuk yang biasa dan Rp3.000 untuk daging tanpa lemak.
Proses pembuatan bumbu masih menggunakan cara tradisional dengan diulek, dimulai sejak pukul 3 dini hari.
Setiap hari, warung ini menghabiskan 25 kg daging untuk disajikan kepada pelanggan yang datang dari berbagai daerah seperti Pandeglang, Jakarta, dan Karawang.
Meski banyak yang menyarankan untuk menaikkan harga, pemilik warung tetap bertahan dengan harga terjangkau.
"Saya pernah susah dulu, jadi sekarang jualan sate pun untuk orang-orang susah. Yang datang pakai mobil banyak, tapi saya tetap jual murah karena ingat tukang nyadap yang penghasilannya di bawah Rp100.000 per hari," jelasnya di Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Kesuksesan bisnis ini juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Dengan 12 karyawan yang digaji Rp2,5 juta per bulan plus makan dan rokok, warung ini juga rutin menyantuni 100 anak yatim setiap bulannya.