Teks Khutbah Jumat: Jauhi Sifat Malas
- info.metrokota.go.id
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Luqman ayat 34:
Artinya, “Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Ayat di atas menegaskan kepada kita semua bahwa kita sebetulnya tidak punya banyak daya. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi besok, apakah masih diberikan kesehatan atau justru kondisinya berbalik. Boleh kita berikhtiar semaksimal mungkin untuk selalu menjaga kesehatan agar bisa melaksanakan ibadah dengan istikamah, begitu juga dengan ritme kerja kita, diharapkan terjaga. Manusia memang sebatas berencana, berikhtiar, dan berharap. Tetapi hasil dari itu semua, manusia sama sekali tidak punya kemampuan untuk memastikannya.
Oleh karena itu, hal terbaik yang harus ditanamkan dalam diri kita adalah menjaga semangat atau spirit untuk tidak melewatkan kesempatan-kesempatan yang diberikan Allah swt dalam melakukan kebaikan kepada sesama, mengamalkan berbagai macam ibadah sebagai wasilah taqarrub kepada Allah, dan seterusnya. Begitu kita masih merasa sempat dan mampu, saat itu pula kita harus memanfaatkan kesempatan tersebut. Tidak menunda, apalagi malas.
Ma’asyiral Muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah.
Imam Hasan Al-Bashri pernah memberikan nasihat terkait sikap malas. Beliau berkata, “Waspadalah kamu dengan sikap menunda-nunda. Kamu sekarang berada di hari ini dan bukan esok hari. Apabila hari esok tiba, kamu akan berada di hari tersebut dan sekarang kamu masih berada di hari ini. Jika hari esok tidak datang kepadamu, maka jangan sesali atas apa yang tidak kamu lakukan hari ini”.
Sifat malas hanya bisa menumpuk pekerjaan atau tanggung jawab. Karena kemalasan, bisa saja hari ini lalai dengan tanggung jawab yang diberikan, begitu juga keesokan harinya, dan seterusnya. Pemalas cenderung hanya memutar waktu tanpa makna atau nilai.