Anne Ratna Mustika Abadikan Syeikh Baing Yusuf jadi Nama Jalan di Purwakarta, Siapakah Beliau?

Anne Ratna Mustika Meresmikan Jalan Syeikh Baing Yusuf di Purwakarta
Sumber :
  • Diskominfo Kabupaten Purwakarta

PurwasukaBupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengabadikan nama Syeikh Baing Yusuf menjadi nama jalan di pertigaan Jalan Terusan Ibrahim Singadilaga ke arah Maracang (Jalan Baru), Purwakarta.

Nama-Nama Besar Bacalon Bupati Purwakarta yang Muncul di Pilkada 2024, Siapa Saja?

Anne mengatakan, dijadikannya nama Syeikh Baing Yusuf sebagai nama jalan tersebut sebagai bentuk penghormatan dan mengenang jasa-jasanya yang telah berjuang dalam dakwah penyebaran agama Islam di Kabupaten Purwakarta.

"Mulai hari ini nama Syeikh Baing Yusuf kita abadikan sebagai nama salah satu jalan di Purwakarta. Ini sebagai bentuk penghormatan Pemkab Purwakarta dan masyarakat kepada Syeikh Baing Yusuf yang semasa hidupnya berdakwah menyebarkan agama Islam di Kabupaten Purwakarta," katanya, Jumat (23/12/2022).

Prakiraan Cuaca Jawa Barat Hari Ini, 30 April 2024

Bupati Purwakarta ini juga menambahkan penyematan nama Syeikh Baing Yusuf tersebut atas usulan dari jamaah Nahdlatul Ulama.

Lalu siapa sih Syeikh Baing Yusuf ini? Berikut adalah ulasan singkatnya.

Syeikh Baing Yusuf Adalah Ulama Besar

Prakiraan Cuaca Jawa Barat Hari Ini, 29 April 2024

Raden Muhammad Yusuf atau lebih dikenal Syeikh Baing Yusuf Purwakarta (w. 1854) merupakan salah seorang seorang ulama besar asal Sunda yang hidup di paruh pertama abad ke-19 dan menjadi kiblat keilmuan para ulama di zamannya.

Dikutip Purwasuka dari Jatman.or.id, Syeikh Baing Yusuf adalah guru dari Syeikh Nawawi Banten (w. 1897), Syeikh Asy’ari Bakom Bogor (w. 1901), Rd. Haji Hasan Cianjur (Mursyid Tarekat Khalidiyah Naqsyabandiah) yang wafat di Singapura (w. 1848), Kiai Abdul Salam Hood, penghulu Purwakarta-Karawang akhir abad 19 M dan tokoh-tokoh penting lainnya.

Beliau adalah salah satu pilar utama sanad keilmuan dan episentrum tradisi intelektual Islam tradisional di tatar Sunda pada zamannya selain Kiai Mulabaruk Garut (w. 1850-an), Kiai Ubaidah Sidoresmo Surabaya (w. 1860-an), Kiai Hasan Basori Kiarakoneng (w. 1865), Kiyai Hasan Maulani atau Ki Ageng Lengkong Kuningan (w. 1874), Kiai Shoheh Bunikasih Cianjur (w. 1885) dan lain-lain.

Manuskrip

Photo :
  • Jatman.or.id

Para ulama inilah yang menjadi pilar tradisi keilmuan Islam yang juga memiliki jejaring dengan pasukan ulama-santri Perang Diponegoro.

Karya Syeikh Baing Yusuf

Syeikh Baing Yusuf diketahui memiliki sejumlah karya, diantaranya adalah Risalah Tasawuf dan Fikih yang ditulis dalam bahasa Sunda Pegon.

Karya tersebut pernah dicetak secara litograf oleh percetakan al-Muhammadi yang berbasis di Bombay (sekarang Mumbai, India) pada tahun 1332 H (1913 Masehi).