Satu Abad Nahdlatul Ulama, Ini Yang Dilakukan Nahdliyin di Tunisia Untuk Indonesia

Nahdliyyin di Tunisia ngaji kitab Mukaddimah karya Ibnu Khaldun
Sumber :
  • Istimewa

Purwasuka – Tepat satu abad Nahdlatul Ulama, Nahdliyyin muda di Tunisia ngaji kitab Mukaddimah karya Ibnu Khaldun. Dengan ngaji kitab Mukaddimah Ibnu Khaldun serta mengkaji pemikirian dan gagasan Ibnu Khaldun, akan lahir para cendikiawan NU yang akan mewarnai Indonesia dengan gagasan-gagasan cemerlang.

Kirab Kebangsaan Pada Harlah Satu Abad NU, Anne Ratna Mustika: Tanda Purwakarta Sangat Toleran

Ibnu Khaldun adalah seorang cendekiawan, filsuf, pemikir, dan ilmuwan asal Tunisia. Tokoh yang juga dikenal sebagai Bapak Sosiologi Dunia ini merupakan cendekiawan muslim yang karya-karyanya berpengaruh, menginspirasi, dan dikaji di berbagai belahan dunia, khususnya di Indonesia. Dalam kitab Mukaddimah ini, Ibnu Khaldun menegaskan tentang pentingnya membangun peradaban.

Kegiatan ngaji magnum-opus Ibnu Khaldun tersebut diampu langsung oleh Mustasyar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Tunisia yang juga sebagai Duta Besar RI untuk Tunisia, Gus Mis (KH. Zuhairi Misrawi).

Puncak Harlah Satu Abad NU, Anne Ratna Mustika Ucapkan Selamat Kepada Ponpes Cipulus Purwakarta

Kegiatan ngaji ini dilaksanakan setiap hari selasa malam di Sekretariat PCI NU Tunisia, Rue El-Jazira, Tunis.

"Melalui ngaji kitab Mukaddimah Ibnu Khaldun ini, saya ingin para kader muda NU di Tunisia menjadi Khaldunian. Ibnu Khaldun merupakan sosiolog yang melihat pentingnya membangun peradaban dengan cara memperkuat gotong-royong, menjadikan sejarah sebagai pelajaran, dan sungguh-sungguh menegakkan keadilan. Dengan rutin mengkaji pemikiran dan gagasan Ibnu Khaldun, saya optimis, ke depan akan lahir para cendekiawan NU yang lahir dari Tunisia, yang akan mewarnai Indonesia dengan gagasan-gagasan cemerlang", ujar Gus Mis, yang dikenal sebagai Cendekiawan Nahdlatul Ulama.

Ayo Ikut Kirab Kebangsaan di Purwakarta! Puncak Harlah Satu Abad NU Ini Akan Dihadiri Habib Luthfi

Sebagaimana kita tahu bahwa Ibnu Khaldun merupakan tokoh besar Islam. Teori-teorinya tentang peradaban wajib terus kita kaji dan implementasikan. Salah satu teorinya yang penting dalam mengisi satu abad Nahdlatul Ulama ini adalah, bahwa Ibnu Khaldun mengatakan, "al-insanu madaniyyun bi al-thabi' yang maknanya setiap manusia di dunia ini membutuhkan manusia lainnya.

Teori Ibnu Khaldun yang satu ini mengajak kita semua sebagai manusia untuk saling bahu membahu membangun budaya gotong-royong, saling mencintai, toleransi, dan menebar kasih sayang terhadap sesama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Nilai-nilai tersebut menjadi spirit yang harus dihidupkan dalam membangun peradaban yang berperikemanusiaan dan berkeadaban.

Ngaji kitab Mukaddimah Ibnu Khaldun ini menjadi kegiatan rutinan PCI NU Tunisia. Pada pertemuan yang digelar pada (24/1/2023) dan diikuti oleh lebih dari 50 mahasiswa, Gus Mis berpesan agar kader Nahdliyyin di Tunisia khususnya, dan di seluruh dunia pada umumnya mengamalkan pesan yang disampaikan oleh Ibnu Khaldun. Di antaranya adalah setiap kader muda NU harus menguasai dan cinta akan ilmu pengetahuan. Karena menurut Gus Mis, para pendiri Nahdlatul Ulama adalah ulama-ulama yang berilmu, berwawasan luas, dan memiliki banyak karya.

Sebab itu, menurut Gus Mis, dalam mengisi abad kedua NU ke depan, para kader muda Nahdliyyin harus lebih semangat lagi dalam belajar dan berkarya. Dengan para Nahdliyyin muda menempuh jalan ilmu pengetahuan, Gus Mis yakin, bukan hanya NU, tapi Indonesia ke depan akan memiliki masa depan yang cerah.

Begitulah Nahdliyyin muda di Tunisia mengisi peringatan satu Abad NU, dengan mengaji, mengaji, dan mengaji.