Dari Sepi Pengunjung Hingga Omzet 200 Juta, Inilah Perjalanan Ramen Head Jogja
- Tangkap Layar Youtube Punca Media
VIVAPurwasuka – Memulai usaha dari nol memang penuh tantangan. Ini dirasakan betul oleh Mima, pengusaha muda berusia 20 tahun yang kini sukses mengembangkan bisnis ramen dengan brand Ramen Head di Yogyakarta.
Berawal dari keluarga pengusaha, Mima memiliki tekad kuat untuk mengikuti jejak orangtuanya. Sebelum mendirikan Ramen Head pada 2022, ia telah mencoba berbagai bidang usaha, mulai dari letter bag hingga hijab saat masih kuliah.
"Kegagalan-kegagalan itu justru membuat saya belajar. Namanya pengusaha ya harus berusaha terus. Kalau gagal, ya usaha lagi," ungkap Mima saat berbagi pengalamannya di Channel Youtube Punca Media
Sebelum mendirikan Ramen Head, Mima sudah memiliki coffee shop bernama Suzuku yang dibuka pada 2019. Ia juga pernah menjalankan ghost kitchen dengan brand Momentai yang menjual mentai rice bowl secara online.
Perjalanan Ramen Head tidak langsung mulus. Di bulan-bulan pertama, toko bahkan sangat sepi pengunjung. Mima mengaku harus memesan sendiri melalui aplikasi online agar ada aktivitas pemesanan di tokonya.
"Awalnya kita cuma mengundang teman-teman kuliah dan teman main di Jogja untuk datang. Tapi setelah beberapa customer membuat konten di TikTok, bisnis mulai ramai," jelasnya.
Ramen Head menawarkan tiga varian kuah utama yaitu niku dengan cita rasa ringan, nemotori dengan kaldu ayam yang creamy, dan kari yang kaya rempah. Selain itu, tersedia juga dry ramen, rice bowl, dan berbagai pilihan topping seperti beef dan katsu yang semuanya dibuat dengan resep orisinil.
Yang membuat Ramen Head berbeda adalah penyesuaian rasa dengan lidah Indonesia.
"Saya memang tidak membuat ramen yang terlalu otentik Jepang. Tujuan saya adalah membuat masakan Jepang bisa dinikmati semua orang dengan harga terjangkau," tutur Mima di Channel Youtube Punca Media.
Kerja keras Mima membuahkan hasil. Pada bulan ketiga, omzet Ramen Head melonjak hingga 150 juta rupiah. Kini, outlet utama di Pandega bahkan mampu meraih omzet 200 juta per bulan.
Kesuksesan ini mendorong Mima membuka tiga cabang tambahan di Kusuma Negara, Magelang, dan Godean.
Dengan total 60 karyawan, Mima menerapkan sistem manajemen yang santai namun profesional.
"Saya tidak pernah terlalu formal dengan karyawan. Bahkan ada yang tidak tahu saya pemiliknya saat saya berkunjung sebagai customer biasa," ujarnya sambil tersenyum.