Sempat Dituduh Pakai Pesugihan, Warung Mba Yuni Ramai Padahal Cuma Jual Telur Dadar
- Youtube Kawan Dapur
Purwasuka – Memulai usaha dari nol tentu bukan hal mudah, apalagi jika pernah merasakan kegagalan yang menyakitkan.
Tapi, bagi Mbak Yuni, kegagalan adalah langkah awal menuju kesuksesan. Ia sempat mengalami kebangkrutan ketika mencoba usaha di masa krisis ekonomi tahun 1998.
Namun, semangatnya tidak pernah padam. Setelah mencoba peruntungan di Jakarta dan menghadapi berbagai tantangan, Mbak Yuni akhirnya kembali ke Jogja dan memulai usaha kecil-kecilan di tahun 2007.
Dilansir dari Youtube Kawan Dapur, awalnya, Mbak Yuni hanya memasak dengan bahan seadanya, 2 kilogram beras, seperempat kilogram ayam, dan satu setengah kilogram telur. Dari situ, ia mulai mencari pelanggan dengan sabar.
Tak disangka, eksperimen masaknya yang awalnya dianggap gagal, justru menjadi menu favorit pelanggan.
"Saya kepikiran bikin telur kayak masakan Padang, tapi malah jadinya beda. Dari yang gagal itu, ternyata sekarang jadi menu terlaris," katanya sambil tersenyum.
Kini, warung Mbak Yuni di Jalan I Dewa Nyoman Oka, Kota Baru, Yogyakarta, selalu dipenuhi antrean panjang. Dari pagi hingga siang, pelanggan rela menunggu berjam-jam hanya untuk menikmati nasi telur khasnya yang dimasak dengan arang.
Teknik masak ini membuat rasa masakan Mbak Yuni lebih gurih dan tahan lama, bahkan tanpa magicom.
"Saya masak pakai arang karena apinya stabil, beda sama kompor biasa. Itu rahasianya kenapa rasa dan teksturnya beda," jelas Mbak Yuni.
Setiap hari, ia dan timnya bisa mengolah puluhan kilogram telur, ayam, dan ikan tuna pedas yang menjadi menu spesial. Tak hanya warga lokal, pelanggan dari luar kota seperti Bandung, Gresik, hingga Jakarta juga datang khusus untuk mencicipi makanan ini.
Perjalanan usaha Mbak Yuni memang penuh lika-liku.
Awalnya, ia hanya memasak di meja kecil tanpa gerobak. Namun, setelah mendapat teguran dari Satpol PP pada 2013, ia mulai menggunakan gerobak yang lebih praktis dan sesuai aturan. Kini, warungnya sudah berkembang pesat dan mempekerjakan sekitar 20 karyawan.
"Awalnya saya cuma masak berdua sama suami. Sekarang, alhamdulillah sudah ada tim yang bantu, meski kadang capek karena jualan setiap hari," katanya.
Mbak Yuni bahkan memutuskan libur di hari Sabtu dan Minggu agar para karyawannya bisa beristirahat.
"Biar kayak PNS, ada liburnya juga. Saya enggak cuma cari uang, tapi juga pengin karyawan senang," ujarnya.
Bagi Mbak Yuni, kesuksesan ini bukan hanya hasil kerja keras, tapi juga doa dan keyakinan. Ia percaya bahwa rezeki akan mengalir jika seseorang ikhlas dan rajin berbagi.
"Enggak ada rahasia khusus, cuma pasrah sama Yang di Atas, perbanyak sedekah, dan jalanin usaha dengan jujur," katanya.
Meski warungnya kini ramai pengunjung, Mbak Yuni tetap rendah hati. Ia bahkan berencana mengunjungi Tanah Suci untuk umrah.
"Saya pengin umrah, tapi takut naik pesawat. Ya, mungkin nanti kalau sudah siap mental dan fisik, saya berangkat," tuturnya.
Semangat pantang menyerah Mbak Yuni menjadi inspirasi bahwa kesuksesan bisa diraih dari mana saja, bahkan dari sebuah telur yang dimasak dengan cinta dan kreativitas.