Teks Khutbah Jumat: Etika Bertetangga

Ilustrasi Khutbah Jumat
Sumber :
  • info.metrokota.go.id

Jamaah Jumat rahimakumullah

Rasulullah menegaskan keimanan seseorang menjadi tidak sempurna, apabila dia tidak mampu menahan keburukannya, sehingga tetangganya merasa terganggu dan tidak aman. Sebagai seorang Muslim, kita harus berusaha untuk tidak berlaku buruk ataupun perbuatan apapun yang membuat tetangga tidak nyaman dan kurang aman.

Artinya, “Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. “Sahabat bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (HR. Bukhari).

Jamaah Jumat rahimakumullah

Lalu bagaimana etika kita dalam bertetangga? Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû'ah Rasâil al-Imam Al-Ghazâli menjalankan secara rinci. Beliau menyampaikan:

Artinya, "Adab bertetangga, yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara, tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbelasungkawa kepada yang tertimpa musibah, ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang istrinya, memberikan pertolongan ketika diperlukan, tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya.”

Dari pernyataan Imam Al-Ghazali tersebut, dapat kita urai bahwa adab bertetangga setidaknya ada 12.