Teks Khutbah Jumat: Etika Bertetangga
- info.metrokota.go.id
Jamaah Jumat rahimakumullah
Harus disadari bahwa kita adalah makhluk yang memang tidak bisa terpisahkan dengan yang lainnya. Jangankan dengan manusia, kepada selain manusia pun sebagian hidup kita kadang masih bergantung dengan keberadaannya. Oleh karena itu, kita hendaknya selalu berdampingan dan berbuat baik serta menebar kasih sayang dengan sesama. Allah swt menciptakan aneka perbedaan di antara manusia di muka bumi ini tak lain agar manusia dapat saling mengenal dan bergaul dengan baik.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Selain sanak saudara, tetangga adalah bagian penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetangga adalah orang-orang dekat kita yang setiap saat kita membutuhkan bantuan, mereka kerap hadir dan kadang menjadi yang utama. Islam sendiri mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berbuat baik kepada sesama, lebih-lebih kepada tetangga. Demikian ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari-Muslim.
Artinya, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya” (HR: Bukhari-Muslim).
Dalam keterangan Ibnu Hajar al-‘Asqalani di Kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa makna “al-jar/tetangga” sangat luas dan umum. Tetangga tidak hanya terbatas oleh garis agama tertentu. Tidak juga sebatas teman dan karena rumahnya paling dekat. Beliau mengatakan:
Artinya, “Istilah tetangga mencakup Muslim, kafir, budak, fasiq, teman, musuh, pendatang, pribumi, orang yang bermanfaat, orang yang memberi mudarat, karib kerabat, orang lain, orang yang rumah paling dekat ataupun jauh”