Mengenal Nisfu Syaban, Apa Itu?

malam nisfu syaban
Sumber :
  • Freepik

Purwasuka – Apa itu malam Nisfu Syaban? Mungkin pertanyaan seperti ini kerap kali kalian temukan menjelang bulan Ramadhan.

Lantas, apa itu Nisfu Syaban?

Nisfu Syaban merupakan momen yang banyak dinanti bagi umat muslim. Pasalnya Nisfu Syaban dikatakan sebagai salah satu malam mulia yang dipenuhi dengan keberkahan.

Sementara itu, Melansir dari jurnal Universitas Islam Negeri Salatiga, secara etimologi Nisfu Syaban merupakan gabungan dari dua kata yaitu nisfu dan Syaban. Nisfu artinya setengah, sementara Syaban mempunyai arti bulan Syaban.

Sedangkan secara terminologi Nisfu Syaban adalah pertengahan bulan yang jatuh pada tanggal 15 bulan Syaban. Sementara itu, mengutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag) RI, dijelaskan bahwa Nisfu Syaban adalah malam dibukanya 300 pintu rahmat dan pintu ampunan oleh Allah SWT untuk manusia.

Pengertian ini diperkuat oleh hadits Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda:

"Jibril telah datang kepadaku pada malam Nisfu Syaban lalu berkata:

Wahai Muhammad, pada malam ini dibuka pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat, oleh karena itu, bangunlah dan dirikanlah salat, serta angkatlah kepalamu dan kedua tanganmu ke langit (Berdo'a).

Kemudian Nabi bertanya: Apakah arti malam ini?

Jibril pun menjawab: Malam ini telah dibuka 300 pintu rahmat dan pintu ampunan, Allah SWT orang akan mengampuni dosa sekalian yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Kecuali seorang ahli sihir. Tukang ramal. Orang yang suka bermusuhan. Orang yang suka mengadu domba. Pemabuk. Orang yang durhaka pada kedua orang tuanya. Dan orang yang memutuskan silaturahim. Mereka tidak akan diampuni oleh Allah SWT."

Sejarah Nisfu Syaban

Melansir dari buku "Mana Dalil Malam Nisfu Syaban?" yang ditulis oleh Ustaz Ma'ruf Khozin, dikatakan bahwa beberapa ulama, misalnya al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan bahwa amaliyah malam Nisfu Syaban pertama kali dilakukan oleh kalangan Tabiin di Syam, seperti Luqman bin Amir, Makhul dan sebagainya (Lathaif al Ma'arif). Meskipun demikian, para sahabat sebenarnya sudah mengetahui keagungan malam Nisfu Syaban, sebagaimana disampaikan dalam riwayat berikut:

Al-Waqidi berkata: "Di dalam pasukan ini bersama Abdullah bin Ja'far (bin Abdul Mutallib) ada Watsilah bin Asqa'. Kedatangan mereka ke Syam, yakni Damaskus ke daerah Abi Quds, adalah di malam Nisfu Syaban. Rembulan makin bersinar. Watsilah berkata: Saya berada di dekat Abdullah bin Ja'far. la berkata kepada saya: "Wahai putra Asqa', betapa indahnya dan bersinarnya rembulan malam ini". Saya berkata: "Wahai sepupu Rasulullah. Ini adalah malam Nisfu Syaban, malam yang diberkahi nan agung. Di malam inilah rezeki dan ajal akan dicatat. Di malam ini pula dosa dan kejelekan akan diampuni. Saya ingin beribadah di malam ini". Saya berkata: "Perjalanan kita di jalan Allah (perang) lebih baik daripada beribadah di malamnya. Allah maha agung pemberiannya". Abdullah bin Ja'far berkata: "Kamu benar" (al-Waqidi dalam Futuh asy-Syam 1/74)

Secara jelas dalam riwayat ini para sahabat sudah punya rencana untuk melakukan amaliyah di malam Nisfu Syaban. Namun, karena kewajiban berperang dalam penaklukan Syam mengharuskan mereka mendahulukan jihad. Kendati para sahabat belum melakukannya, namun melakukan amaliyah ini bukan kategori bid'ah.

Kemudian, amaliyah malam Nisfu Syaban dilakukan pertama kali oleh para Tabi'in, yaitu generasi setelah Nabi Muhammad SAW di Syam Syria seperti Khalid bin Ma'dan, Makhful, Liqman bin 'Amir dan sebagaianya. Dari mereka inilah kemudian orang-orang mengambil keutamaan Nisfu Syaban

Purwasuka – Apa itu malam Nisfu Syaban? Mungkin pertanyaan seperti ini kerap kali kalian temukan menjelang bulan Ramadhan.

Lantas, apa itu Nisfu Syaban?

Nisfu Syaban merupakan momen yang banyak dinanti bagi umat muslim. Pasalnya Nisfu Syaban dikatakan sebagai salah satu malam mulia yang dipenuhi dengan keberkahan.

Sementara itu, Melansir dari jurnal Universitas Islam Negeri Salatiga, secara etimologi Nisfu Syaban merupakan gabungan dari dua kata yaitu nisfu dan Syaban. Nisfu artinya setengah, sementara Syaban mempunyai arti bulan Syaban.

Sedangkan secara terminologi Nisfu Syaban adalah pertengahan bulan yang jatuh pada tanggal 15 bulan Syaban. Sementara itu, mengutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag) RI, dijelaskan bahwa Nisfu Syaban adalah malam dibukanya 300 pintu rahmat dan pintu ampunan oleh Allah SWT untuk manusia.

Pengertian ini diperkuat oleh hadits Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda:

"Jibril telah datang kepadaku pada malam Nisfu Syaban lalu berkata:

Wahai Muhammad, pada malam ini dibuka pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat, oleh karena itu, bangunlah dan dirikanlah salat, serta angkatlah kepalamu dan kedua tanganmu ke langit (Berdo'a).

Kemudian Nabi bertanya: Apakah arti malam ini?

Jibril pun menjawab: Malam ini telah dibuka 300 pintu rahmat dan pintu ampunan, Allah SWT orang akan mengampuni dosa sekalian yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Kecuali seorang ahli sihir. Tukang ramal. Orang yang suka bermusuhan. Orang yang suka mengadu domba. Pemabuk. Orang yang durhaka pada kedua orang tuanya. Dan orang yang memutuskan silaturahim. Mereka tidak akan diampuni oleh Allah SWT."

Sejarah Nisfu Syaban

Melansir dari buku "Mana Dalil Malam Nisfu Syaban?" yang ditulis oleh Ustaz Ma'ruf Khozin, dikatakan bahwa beberapa ulama, misalnya al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan bahwa amaliyah malam Nisfu Syaban pertama kali dilakukan oleh kalangan Tabiin di Syam, seperti Luqman bin Amir, Makhul dan sebagainya (Lathaif al Ma'arif). Meskipun demikian, para sahabat sebenarnya sudah mengetahui keagungan malam Nisfu Syaban, sebagaimana disampaikan dalam riwayat berikut:

Al-Waqidi berkata: "Di dalam pasukan ini bersama Abdullah bin Ja'far (bin Abdul Mutallib) ada Watsilah bin Asqa'. Kedatangan mereka ke Syam, yakni Damaskus ke daerah Abi Quds, adalah di malam Nisfu Syaban. Rembulan makin bersinar. Watsilah berkata: Saya berada di dekat Abdullah bin Ja'far. la berkata kepada saya: "Wahai putra Asqa', betapa indahnya dan bersinarnya rembulan malam ini". Saya berkata: "Wahai sepupu Rasulullah. Ini adalah malam Nisfu Syaban, malam yang diberkahi nan agung. Di malam inilah rezeki dan ajal akan dicatat. Di malam ini pula dosa dan kejelekan akan diampuni. Saya ingin beribadah di malam ini". Saya berkata: "Perjalanan kita di jalan Allah (perang) lebih baik daripada beribadah di malamnya. Allah maha agung pemberiannya". Abdullah bin Ja'far berkata: "Kamu benar" (al-Waqidi dalam Futuh asy-Syam 1/74)

Secara jelas dalam riwayat ini para sahabat sudah punya rencana untuk melakukan amaliyah di malam Nisfu Syaban. Namun, karena kewajiban berperang dalam penaklukan Syam mengharuskan mereka mendahulukan jihad. Kendati para sahabat belum melakukannya, namun melakukan amaliyah ini bukan kategori bid'ah.

Kemudian, amaliyah malam Nisfu Syaban dilakukan pertama kali oleh para Tabi'in, yaitu generasi setelah Nabi Muhammad SAW di Syam Syria seperti Khalid bin Ma'dan, Makhful, Liqman bin 'Amir dan sebagaianya. Dari mereka inilah kemudian orang-orang mengambil keutamaan Nisfu Syaban