Ikonik! Tugu Papais Cisaat, Jejak Warisan Budaya Jawa Barat

Tugu Papais Cisaat Subang
Sumber :
  • google maps

PurwasukaDesa Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, memiliki daya tarik unik di kaki Gunung Tangkuban Parahu. 

 

Selain suasana sejuk dan asri, desa ini terkenal dengan makanan khasnya, papais. 

 

Cemilan manis ini bukan sekadar sajian biasa, tetapi menyimpan sejarah panjang dan mitos yang masih dipercaya sebagian warga.

Tugu Papais Cisaat Subang

Photo :
  • google maps

Papais berawal dari tradisi syukuran lembur atau ruwat bumi yang rutin diadakan di Desa Cisaat. 

 

Warga biasanya membawa bahan makanan seperti padi atau buah untuk acara tersebut. 

 

Pada suatu waktu, bahan yang tersedia tidak mencukupi untuk membuat dodol, sehingga warga menggunakan beras biasa yang dicampur gula aren. 

 

Adonan itu dibungkus daun bamban, menciptakan makanan baru yang tidak lengket dan tetap lezat.

 

Ketika acara syukuran berlangsung, makanan ini menjadi sajian utama bagi tamu undangan, termasuk seorang bangsawan bernama Raden Wangsa Sanjaya. 

Ketika mencicipinya, tamu kehormatan tersebut menyukai makanan itu. 

 

Nama “papaes”, yang berarti menghias, disematkan pada makanan tersebut. Seiring waktu, pengucapan oleh tamu Belanda mengubahnya menjadi “papais.”

 

Papais pun mulai dikenal luas, bahkan menjadi oleh-oleh khas dari Desa Cisaat. 

 

Meski demikian, sesepuh desa melarang makanan ini diperjualbelikan di pasar. 

Larangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa papais adalah makanan khusus bangsawan, sehingga menjualnya dianggap tidak menghormati tradisi. 

 

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa papais dapat disalahgunakan jika dibuat oleh pihak tak bertanggung jawab.

 

Hingga kini, sebagian warga masih memegang teguh larangan tersebut. 

Mereka hanya membuat papais untuk acara-acara tertentu seperti ruwat bumi. 

 

Tradisi ini menjadi bagian dari identitas Desa Cisaat, yang terus dijaga hingga generasi sekarang.

 

Untuk memperkuat identitas tersebut, Tugu Papais didirikan di pintu masuk Desa Cisaat. 

 

Awalnya, pada tahun 1984, identitas desa hanya ditandai dengan gapura sederhana. 

 

Namun, pada 1989, tugu sederhana berbentuk papais didirikan, dan kemudian direnovasi pada 2008-2009 menjadi tugu yang lebih ikonik. 

 

Kini, Tugu Papais menjadi simbol kebanggaan warga dan daya tarik wisata bagi pengunjung.

 

Papais Cisaat bukan hanya makanan tradisional, tetapi juga cerminan budaya, sejarah, dan nilai-nilai yang hidup di Desa Cisaat.

 

 Dengan mempertahankan tradisi dan identitasnya, desa ini terus memikat hati siapa pun yang berkunjung.