Tamparan Buat ‘Boneka' Dari Ambisi Penguasa Dalam Sebuah Lirik Lagu

Ilustrasi boneka dari ambisi penguasa
Sumber :
  • Freepik.com

Purwasuka“And now you do what they told ya. (Now you’re under control) And now you do what they told ya”.  (Dan sekarang kamu melakukan apa yang mereka katakan. Sekarang kamu sudah ada dalam kendali mereka, dan kamu melakukan apa yang mereka katakan kepadamu. - red).

3 Langkah Jitu Hilangkan Bau Amis dan Dapatkan Cumi Kenyal Sempurna

Itu adalah sepenggal bait dari lirik sebuah lagu berjudul Killing in The Name yang dirilis oleh band Rage Against The Machine (RATM) pada tahun 1992. Penggalan lirik ini seolah menampar orang-orang yang menjadi “boneka” dari ambisi penguasa, orang-orang yang sangat mudah disetir di bawah pengaruh kontrol ambisi kelompok pelaku abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan).

Dikutip dari laman Socratic-Method.com, RATM merasa miris dengan keadaan di mana orang-orang menjadi patuh bahkan dijadikan “boneka” yang dapat disetir untuk memenuhi ambisi penguasa. Dalam bait lirik itu, RATM mempertanyakan mengapa mereka mudah disetir dan tidak melakukan perlawanan. RATM ingin menyadarkan orang-orang agar tidak tunduk pada perintah kelompok pelaku abuse of power, sehingga tidak menjadi “boneka” dari ambisi para penguasa.

Ikan Asin Terlalu Asin? Ini 3 Cara Mudah Mengurangi Rasa Asinnya!

Dalam lagu yang sama juga, band asal California AS ini menyoroti fakta yang tidak menyenangkan dimana pelaku abuse of power yang mempunyai kekuasaan dan otoritas melenggangkan tindakan rasisme dan diskriminasi.

Melalui bait lirik “Some of those that work forces, are the same that burn crosses”, RATM memberi pesan satire kepada aparat kepolisian Amerika Serikat karena memiliki kesamaan dengan sekte Kluk Kluk Klan (KKK) dalam melakukan teror ataupun penyalahgunaan kekuasaan atas dasar rasial. Bait lirik ini mengisyaratkan bahwa aparat kepolisian Amerika Serikat yang seharusnya melindungi, malah ikut berkontribusi dalam penindasan terhadap komunitas yang terpinggirkan.

Anti Gagal! 6 Langkah Jitu Bikin Ati Ayam Lezat Tanpa Bau Amis

Dalam lagu Killing in The Name ini, Zack de la Rocha, vokalis RATM dengan lantang meneriakan kritik pedas atas pembenaran pembunuhan berkedok lencana. Lewat bait “Those who died are justified, for wearing the badge, they’re the chosen whites”, RATM menyindir keadaan sosial yang ironis, yang membenarkan pembunuhan hanya karena mereka memakai lencana penegak hukum sehingga seolah-olah melegitimasi tindakan tersebut. Selain itu, kebanyakan dari mereka adalah aparat yang rasis pada suatu kelompok.

Bukan hanya kritik, RATM juga memasukkan sikap menolak keras di bawah kontrol aparat. Dalam outro lagunya, mereka dengan lantang berteriak “F*CK you, I won’t do what you tell me” sebanyak enam belas kali dan ditutup dengan kalimat “Motherf*cker” sebagai penegasan sikap untuk menolak tunduk dan patuh pada kelompok yang melakukan abuse of power.

Lagu yang berjudul Killng in The Name ini menyuarakan protes atas kebrutalan kepolisian di Amerika Serikat. Lagu ini dibuat setelah terjadi peristiwa penganiayaan terhadap Rodney King dalam peristiwa kerusuhan di Los Angeles pada tahun 1991.

Lagu ini ditujukan kepada aparat penegak hukum yang menyalahgunakan jabatannya untuk mengintimidasi orang-orang yang diduga bersalah tanpa mengindahkan prosedur hukum yang berlaku. Secara eksplisit, lagu Killing in The Name ini juga mengangkat isu rasisme yang ada di Amerika Serikat.

Lirik tajam yang dinyanyikan Zack de la Rocha, alunan gitar Tom Morello, cabikan bass Tim Commerford dan dentuman kemarahan drum Brad Wilk sukses melahirkan komposisi menawan untuk menjadikannya sebagai kritik sosial melalui lagu-lagu yang dirilis mereka dalam sebuah band yang bernama Rage Against The Machine.(red)