Iba pada Penjual Pisang, Henny Beli Buat Pisang Goreng dan Jadi Bisnis Beromzet Ratusan Juta
Purwasuka – Tak ada yang menyangka, rasa iba telah menuntun Henny pada puncak kesuksesan bisnis pisang goreng hingga meraup omzet ratusan juta.
Ya, perempuan yang memiliki brand kuliner asal Solo itu kini sukses dengan bisnis pisang goreng yang ia rintis dengan modal rasa iba.
Henny, awalnya iba pada penjual pisang di pasar yang tidak dapat menjual dagangannya karena pemberlakuan PPKM saat pandemi Covid-19 tahun 2019 lalu.
Henny pun membeli pisang tersebut meski bingung mau dibuat apa. Henny hanya yakin, kebaikannya akan berbuah hal yang baik.
“Awalnya tuh karena saya iba melihat ibu-ibu pedagang pisang di pasar, yang tidak dapat menjual pisangnya saat PPKM level 4 beberapa waktu lalu. Saya juga bingung, buat apa beli pisang sebanyak ini? Tapi saya yakin dan percaya, jika kita berbuat baik pasti akan mendapatkan hasil yang baik,” ujarnya.
Keyakinan Henny pun terbukti, ia mengolahnya menjadi pisang goreng dan laku di pasaran. Bahkan, Henny banjir pesanan.
Melihat peluang bisnis pisang goreng yang menggiurkan itu, Henny terus mengembangkannya.
Ia pun mengikuti bazar, hingga dagangannya semakin diburu banyak orang.
Tak berhenti disitu, Henny beberapa even yang diikuti Henny mengantarkannya pada jejaring yang lebih luas.
“Mulai dari situ kita memberanikan diri mendaftar di online, seperti Gojek, Grab, Shopee, dan aplikasi Paxel untuk pengiriman lintas kota,” kata Henny.
Untuk meresmikan usahanya itu, Henny diberi bimbingan dalam mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB) serta sertifikasi halal oleh pemerintah setempat.
“Saya kemarin diberikan bimbingan dan pelatihan sertifikasi, seperti pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikasi Halal self declare. Semua itu saya dapatkan secara gratis dan cepat,” ungkapnya.
Merasa usahanya terus berkembang, akhirnya Henny memberanikan diri membuka cabang dengan konsep waralaba atau franchise.
“Sebelum membuka franchise, pada tahun 2023, saya membuat Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) agar terdaftar secara resmi di Kementerian Perdagangan. Pendaftaran itu saya lakukan secara gratis dan hanya dalam waktu satu minggu," jelasnya.
Dengan penuh keyakinan, waralaba yang dibangun Henny diprediksi akan menghasilkan omzet hingga 30 juta perbulan.
“Para mitra bisa balik modal hanya dalam waktu empat hingga lima bulan, dengan perkiraan pendapatan waralaba minimal Rp30 juta dalam sebulan,” jelas Henny.
Saat ini, outlet Pisang Goreng Sultan sudah tersebar di kota Solo, lebih tepatnya di Pasar Legi, Solo Paragon, Solo Square, Hartono Trade Center (HTC), dan Saloka Park di kota Semarang.
Dengan memiliki lima cabang, kini Henny dapat meraup omzet sekitar Rp100 juta setiap bulan.
Henny pun berharap, usahanya dapat terus berkembang sehingga ia bisa membuka cabang di seluruh Indonesia bahkan luar negeri.
"Selain itu, saya juga berharap, saya bisa terus membuka lapangan pekerjaan dan bermanfaat untuk orang di sekitar," harap Henny.
Berkat usahanya itu, Henny mampu membuka lapangan pekerjaan untuk lingkungannya.
“Banyak ibu-ibu yang sudah berusia 40 tahun-an dan anak yang tidak lulus sekolah membantu saya di rumah produksi,” pungkasnya