Sukses Berkat Stik Sukun, Cuan 90 Juta dalam Sekali Pengiriman!

Edi Purwanto, pemilik Putra Mandiri Sukun - Stik Sukun
Sumber :
  • Youtube Lempar Dadu

Purwasuka – Di sebuah desa kecil di Klaten, seorang pria bernama Edi Purwanto membuktikan bahwa keberhasilan bisa lahir dari hal sederhana. 

Cara Buat Brownies Singkong: Ide Jualan Simple Tapi Mewah!

 

Ia mengolah buah sukun menjadi camilan lezat yang kini banyak digemari.

Ide Jualan di Car Free Day, Puding Karamel Cake Cokelat, Modal Kecil Untung Besar

 

"Saya dulu hanya seorang pemetik sukun," kata Edi mengenang awal usahanya. 

Dari Modal Rp75 Ribu Jadi Pengusaha Sukses: Kisah Inspiratif Pemilik Risolaku

Edi Purwanto, pemilik Putra Mandiri Sukun - Stik Sukun

Photo :
  • Youtube Lempar Dadu

Dikutip dari Youtube Lempar Dadu, bermodalkan Rp200.000, ia mulai mencoba mengolah sukun yang tidak laku di pasaran menjadi stik renyah.

 

Awalnya, ia hanya mampu menjual 10 kg sehari. 

 

Namun, seiring waktu, permintaan meningkat pesat. Kini, dalam sehari, produksinya bisa mencapai 7 kuintal gorengan sukun. 

 

Bahkan, dalam seminggu, Edi bisa menjual hingga 3 ton stik sukun.

 

"Omset terbesar saya pernah mencapai Rp90 juta dalam satu kali pengiriman," ungkapnya. 

Kesuksesan ini bukan tanpa tantangan. Awalnya, banyak orang meragukan usahanya. 

"Ada yang bilang sukun kok dijadikan stik, nanti enak nggak? 

Bahkan ada yang mengira saya pakai penglaris," ujarnya sambil tertawa.

 

Bahan baku ia peroleh langsung dari para petani di Klaten. Sukun yang digunakan harus matang sempurna agar hasilnya renyah dan gurih. 

 

Setiap hari, sekitar sembilan orang pemasok datang membawa ratusan buah sukun.

 

Setelah disortir, sukun dibelah dan dibersihkan untuk menghilangkan getah. 

 

Proses berikutnya adalah mengiris tipis hingga berbentuk stik.

 

 "Dulu saya belajar dari pembuat stik sukun di Cilacap. Butuh sekitar satu bulan sampai akhirnya saya bisa memproduksi sendiri," katanya.

 

Produk ini awalnya sulit diterima pasar. Ia harus berkeliling menawarkan ke berbagai warung. 

 

"Banyak yang menolak, katanya aneh. Tapi saya terus mencoba sampai akhirnya banyak yang suka," ujar Edi.

 

Kini, usahanya yang diberi nama Putra Mandiri Sukun telah berjalan lebih dari sepuluh tahun. 

 

Dengan produksi yang semakin besar, ia mampu membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

 

"Kesuksesan ini butuh proses. Yang penting terus mencoba dan tidak mudah menyerah," pesan Edi. 

 

Dari sebuah desa kecil, stik sukun kini telah menjadi camilan favorit banyak orang.