Bikin Makanan Enak Itu Gampang? Ini 3 Rahasia Bisnis F&B Menurut Raymond Chin

Raymond Chin
Sumber :
  • Tangkap Layar Youtube Raymond Chin

VIVAPurwasuka – Di tengah maraknya bisnis makanan dan minuman (F&B) yang bermunculan, banyak pengusaha pemula terjebak dalam asumsi keliru.

Mompreneur di Bogor Ini Spill Rahasia Jual Makanan tanpa Kompor, Omzet Sehari Bisa Sampai Kebeli Emas

Mereka menganggap kesuksesan bisnis F&B hanya bergantung pada kelezatan produk yang ditawarkan.

Berdasarkan hasil diskusi dengan ratusan pelaku industri F&B, terungkap bahwa membuat makanan enak justru menjadi tahap paling mudah. "Yang susah itu konsistensi," ungkap Raymond Chin dalam Channel Youtubenya.

Cara Buat Lepet Ketan Khas Kuningan, Dijamin Maknyus!

Industri F&B di Indonesia sendiri menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan dengan CAGR mencapai 10%.

Pandemi justru mempercepat pertumbuhan ini melalui layanan pesan antar online. Namun di balik potensi besar tersebut, persaingan juga semakin ketat.

3 Resto China di Purwakarta, Rekomendasi Kuliner di Hari Raya Imlek

Salah satu contoh sukses adalah Menantea, yang berhasil membangun ratusan gerai dengan konsistensi rasa yang terjaga.

Jerome dan Jehian, pendiri Menantea, membuktikan bahwa tantangan sebenarnya bukan hanya membuat satu cup minuman enak, melainkan menjaga kualitas yang sama di semua cabang.

Aspek pertama yang sering terabaikan adalah manajemen rantai pasok. Data menunjukkan 30% nilai bahan baku bisa berkurang atau hilang sebelum sampai ke tangan konsumen.

Survei membuktikan 68% bisnis F&B setuju pentingnya memiliki lebih dari satu supplier untuk mengantisipasi hal ini.

Manajemen inventori menjadi tantangan kedua yang penting. Sebanyak 46% masalah gudang terjadi akibat human error, mulai dari kesalahan pencatatan hingga kontrol tanggal kadaluarsa.

"Membuat satu gerai memang mudah, tapi menjaga konsistensi di ratusan cabang itu yang menjadi tantangan utama," jelas Raymond Chin dalam Channel Youtubenya.

Faktor ketiga dan terpenting adalah Standard Operating Procedure (SOP). Berbeda dengan mesin yang jarang error, manusia sangat rentan membuat kesalahan.

Perusahaan F&B besar bahkan memiliki divisi khusus untuk mengawasi implementasi SOP, mulai dari proses memasak hingga packaging.

Data mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa 82% UKM tutup dalam 3 tahun pertama karena kehabisan modal. Dari angka tersebut, 46% disebabkan oleh lemahnya manajemen keuangan.

Digitalisasi menjadi solusi yang tidak bisa ditawar lagi. Berbagai platform manajemen bisnis kini menawarkan solusi terintegrasi untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, mulai dari pencatatan transaksi, manajemen inventori, hingga pelaporan keuangan.