Sempat Dituding Pesugihan, Bu Mitri Hasilkan Puluhan Juta dari Rumah

Bu Mitri, penjual ayam kremes
Sumber :
  • Tangkap Layar Youtube Rajarasa Channel

VIVAPurwasuka – Bu Mitri adalah sosok inspiratif yang bisa dijadikan contoh oleh semua kalangan.

Dari Jualan Baju Sampai Bisa Umrohkan Orang Tua: Kisah Inspiratif RM Sunda Amira

Bermula dari tahun 1992, dengan modal 20 ekor ayam yang dijual keliling oleh suaminya di Semarang, usaha ayam goreng kremes dan ayam panggang miliknya kini telah berkembang pesat.

Awal perjalanan usahanya tidaklah mudah. Sebagai pekerja proyek dengan empat orang anak, Bu Mitri memulai usaha ini demi masa depan anak-anaknya. Tekadnya yang kuat membuatnya pantang menyerah.

Ide Jualan Pemilik Roti Ropi Ini Patut Diacungi Jempol: Mampu Bikin Rumah Sakit Jadi Nyaman

Bahkan ketika harus mengasuh anak bungsunya yang masih berusia 3 tahun, ia tetap tekun menjalankan usaha dengan menggendong anaknya sambil menggoreng ayam.

Kesuksesan Bu Mitri tidak datang secara instan. Dari 20 ekor ayam per hari, usahanya berkembang hingga mencapai 200 ekor per hari untuk melayani 6 reseller.

Es Segar Buah Asli Ini Bisa Laku 1800 Cup, Ternyata Ini Rahasianya

Para resellernya tersebar di berbagai kota seperti Semarang, Solo, Yogyakarta, hingga Sragen. Harga jualnya pun berkembang dari Rp3.500 di tahun 1992 hingga mencapai puluhan ribu rupiah saat ini.

Meski sukses, Bu Mitri tetap rendah hati. Ia kerap mendapat cemoohan dari tetangga yang menuduhnya mencari pesugihan. Namun, ia memilih untuk tetap tenang dan justru mengajak para tetangganya untuk belajar bersama.

Bu Mitri bahkan dengan senang hati membagikan resep dan teknik pemasaran kepada mereka yang ingin belajar.

Rahasia sukses Bu Mitri terletak pada kualitas produk dan layanannya. Ia sangat detail dalam mengolah ayam, mulai dari proses pembumbuan hingga penggorengan.

Bumbu ayam gorengnya yang khas terdiri dari ketumbar, kunyit, dan bawang, direbus selama 4 jam untuk menghasilkan cita rasa yang sempurna.

Bu Mitri juga memegang teguh prinsip spiritual dalam menjalankan usahanya. Ia rutin menjalankan ibadah wajib dan sunnah, serta menyisihkan 2,5% penghasilannya untuk beramal.

Ketulusan hatinya tercermin dari caranya melayani pelanggan, bahkan ia tak segan memberikan potongan harga kepada anak-anak yang kurang mampu.

Hasil kerja kerasnya kini telah membuahkan hasil manis. Bu Mitri berhasil menyekolahkan keempat anaknya hingga lulus perguruan tinggi.

Ia juga mampu membelikan tanah untuk masing-masing anaknya, dengan dua di antaranya sudah dibangun menjadi rumah.