Gorengan Batik: Dari Warung Sederhana Jadi Bisnis Pisang Goreng Dengan Omset Sehari Hingga Rp2 Juta!

Gorengan Batik Pak Tarjo
Sumber :
  • YouTube/langsung laper

Purwasuka – Setiap pagi, warung gorengan milik Pak Tarjo mulai beraktivitas. 

Resep Kue Bolen Pisan Ekonomis, Praktis, dan Berlapis-Lapis, Cocok untuk Ide Jualan

 

Aroma minyak panas dan suara hiruk-pikuk penggorengan mengundang banyak pelanggan. 

Tips Menikmati Street Food Tanpa Khawatir Sakit Perut Keesokan Harinya

Usahanya yang sederhana ini kini menjelma menjadi kisah sukses yang inspiratif.

Pisang Goreng Batik Pak Tarjo

Photo :
  • YouTube/la
7 Tips Berburu Kuliner Halal Saat Liburan di Luar Negeri

“Awalnya, saya cuma jualan kecil-kecilan pakai tangan untuk ngaduk adonan. Capek sekali kalau banyak pesanan. Tapi sekarang, berkat alat seperti bor ini, pekerjaan jauh lebih cepat,” kata Pak Tarjo sambil menunjukkan alatnya.

 

Dikutip dari chanel YouTube "Langsung Laper" setiap hari, warung ini mengolah sekitar 20 hingga 25 tabung gas. 

 

Minyak goreng yang digunakan bisa mencapai 8 hingga 9 jeriken. Tepung terigu, tepung beras, dan sagu menjadi bahan utama. Dalam sehari, Pak Tarjo menghabiskan 1 hingga 1,5 dus tepung beras, sekitar 15 kilogram sagu, dan 1 kuintal tepung terigu.

 

“Kunci dari rasa yang enak adalah perbandingan bahan yang pas. Misalnya, 1 kilogram tepung terigu dicampur 2 ons tepung beras dan sedikit sagu. Ini membuat adonan lebih renyah,” jelasnya.

 

Salah satu produk andalannya adalah pisang goreng. 

 

Pisang raja yang matang dipotong dengan teknik khusus agar tampilannya menarik. Proses ini membutuhkan ketelitian agar gorengan terlihat rapi dan menarik.

 

“Kalau motong pisang, harus hati-hati. Ada tekniknya supaya hasilnya cantik. Kalau ada sisa potongan, bisa disambung lagi biar tidak ada yang terbuang,” tambah Pak Tarjo.

 

Setelah semua siap, adonan dimasukkan ke minyak panas. 

 

Dalam waktu 10 menit, pisang goreng yang renyah siap disajikan.

 

 “Per hari, saya bisa menjual hingga 800 potong pisang goreng. Harga per biji Rp2.500. Omset kurang lebih Rp2 Jutaan. Lumayan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar Pak Tarjo.

 

Gorengan Pak Tarjo memiliki ciri khas. Semua karyawannya memakai seragam batik

“Awalnya hanya ide sederhana, tapi sekarang orang mengenal kami sebagai ‘gorengan batik.’ Seragam ini jadi identitas usaha kami,” katanya bangga.

 

Dalam sehari, omset warung ini bisa mencapai jutaan rupiah. Kesuksesan ini berkat kerja keras dan inovasi yang terus dilakukan Pak Tarjo. 

“Saya selalu bersyukur. Apa pun usahanya, kalau ditekuni dan dibarengi doa, pasti akan membuahkan hasil,” tutupnya dengan senyum hangat.