Teks Khutbah Jumat: Kesiapan Rohani Sambut Ramadhan

Ilustrasi Khutbah Jumat
Sumber :
  • info.metrokota.go.id

Artinya, “Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban. Sampaikan kami dengan bulan Ramadhan.”

Doa ini menegaskan kita betapa Rasulullah memandang bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang benar-benar istimewa, sehingga beliau berdoa secara khusus agar Allah memberikan kesempatan dalam menemui bulan Ramadhan. Tidak hanya itu, Rasulullah saw juga mempersiapkan diri dengan memperbanyak berpuasa saat menghadapi bulan Ramadhan.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mari kita sambut bulan Ramadhan dengan kesiapan yang matang. Mulai dari mempersiapkan niat dan tekad yang kuat untuk tidak menyia-nyiakannya, kesiapan fisik agar bisa berpuasa penuh di bulan Ramadhan, hingga persiapan rohani kita. Memastikan persiapan rohani ini adalah hal yang paling utama kita lakukan menjelang datangnya bulan Ramadhan

Lalu apa bentuk dari persiapan rohani itu? Wujud kesiapan rohani adalah ikhtiar kita menyucikan diri dari segenap dosa yang dilakukan dengan cara bertobat yang sungguh-sungguh atau yang biasa kita kenal dengan taubatan nashuhah. Dengan demikian, saat kita akan menemui bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan itu, diri kita sudah dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.

Demikian itu selaras dengan anjuran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalm kitab al-Ghuniyah, agar umat Islam menyambut bulan Ramadhan dengan menyucikan diri dari dosa dan bertobat dari kesalahan-kesalahan yang telah lampau. Imbauan Syekh Abdul Qadir ini amat relevan. Sebab, jika hendak bertemu kawan saja seseorang merasa perlu untuk tampil bersih dan berdandan rapi, apalagi bila yang dijumpai ini adalah hari-hari yang penuh keistimewaan sebulan penuh.

Melakukan introspeksi diri, mengevaluasi perilaku-perilaku yang kurang pantas, lalu memohon ampun kepada Allah adalah satu tahapan rohani yang penting agar kita semua memasuki bulan suci dengan pribadi yang juga suci. Dengan demikian, Ramadhan kelak tidak saja diisi dengan banyaknya ibadah yang kita kerjakan, melainkan juga mematikan ibadah-ibadah yang kita kerjakan sangat berkualitas karena didasari dengan ketulusan penghambaan kita kepada Allah swt.