Snack Factory, Kisah Inspiratif Dadan Ramdani Anak Pedagang Kerupuk Jadi Pengusaha Sukses

Dadan Ramdani, pengusaha Snake Factory
Sumber :
  • Youtube Naik Kelas

Purwasuka –  Dadan Ramdani, seorang pemuda berusia 26 tahun asal Ciamis, berhasil membangun bisnis camilan bernama Snake Factory dari nol. 

 

Berkat ketekunan dan strategi pemasaran digital, usahanya kini beromzet hingga ratusan juta rupiah per bulan.

 

Dadan lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang pedagang kerupuk di Bekasi, sementara ibunya ibu rumah tangga yang membuka warung kecil. 

 

Dadan Ramdani, pengusaha Snake Factory

Photo :
  • Youtube Naik Kelas

 

Sejak kecil, ia bercita-cita untuk mengangkat derajat keluarga dan membantu banyak orang.

 

"Saya yakin masa sulit tidak akan selamanya. Kalau gagal, harus coba lagi. Kalau tidak mencoba, kita tidak akan tahu hasilnya," kata Dadan.

 

Dikutip dari chanel Youtube Naik Kelas, Perjalanan bisnisnya dimulai setelah lulus SMK. Ia sempat bekerja di Jakarta, lalu berjualan bendera Agustusan sebelum akhirnya melanjutkan kuliah. 

 

Saat kuliah, ia merintis usaha bersama teman, namun harus berpisah karena ketidakcocokan. Setelah lulus, ia memutuskan fokus pada Snake Factory.

 

Awalnya, bisnis camilannya berjalan tersendat. Orderan naik-turun, akses ke ekspedisi jauh, bahkan ia harus mengantar pesanan dengan motor di tengah hujan. 

 

Namun, semuanya berubah ketika produknya viral di TikTok berkat afiliasi konten kreator.

 

"Waktu itu, ada kreator yang menautkan produk saya, videonya FYP, dan orderan langsung naik drastis. Sampai pernah tembus 800 pesanan dalam sehari," ujarnya.

 

Kini, Snake Factory mampu memproduksi hingga 250 kg keripik kaca dan 50 kg basreng per hari. Dadan mengandalkan Shopee, Tokopedia, dan terutama TikTok sebagai kanal penjualan utama.

 

"Di TikTok, afiliasi sangat membantu. Bahkan 70% dari orderan terbesar saya datang dari sana. Kuncinya adalah konsisten dalam kualitas produk dan pemasaran," jelasnya.

 

Perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus. Ia menghadapi kendala seperti retur barang akibat kurir yang tidak amanah, pencairan dana yang memakan waktu, hingga mencari modal tambahan untuk ekspansi.

 

"Awal-awal, modal saya cuma Rp1 juta, hasil tabungan dari kerja dulu. Saya pakai buat beli produk dan alat packing. Pernah juga harus meminjam dana ke teman untuk memenuhi lonjakan pesanan," katanya.

 

Saat ini, omzet per harinya berkisar antara Rp10 juta hingga Rp50 juta, bahkan bisa lebih di momen tertentu. Bulan lalu, usahanya mencatat pendapatan Rp180 juta, dan bulan ini ia menargetkan Rp300 juta.

 

Dadan berharap usahanya bisa terus berkembang dan membuka lapangan kerja lebih luas. Ia pun memberikan motivasi bagi anak muda yang ingin memulai bisnis.

 

"Mulai saja dulu. Coba tawarkan produk ke keluarga atau teman dekat. Jangan takut gagal, karena semua pengusaha pasti pernah gagal. Yang penting, tetap konsisten dan terus belajar," pesannya.