Dari Jualan di Belakang Bangku Kelas, Pengusaha Beledag Jagara Raup Omzet Miliaran

Ai Lip Apipah, Pengusaha Beledag Jagara
Sumber :
  • Tangkap Layar Youtube Naik Kelas

VIVAPurwasuka – Di tengah hiruk pikuk aktivitas sekolah, seorang siswi SMA bernama Ai Iip Apipah memulai perjalanan bisnis dengan cara sederhana.

Bermodal keahlian ibunya dalam membuat cemilan, ia memberanikan diri menjual beledag di sekolahnya.

Kini di usia 25 tahun, perempuan asal Kawali, Ciamis ini telah membangun usaha keripik kaca yang menginspirasi.

Perjalanan Ai tidak selalu mulus. Awal merintis usaha, ia sering menangis diam-diam karena menghadapi berbagai penolakan.

"Pas awal-awal jualan saya kan di kelas tuh kan ada yang enggak suka, ada yang enggak mau sekelas karena ah engak mau sekelas sama Ai bau beledak," kenangnya dalam Channel Youtube Naik Kelas.

Bahkan kantin sekolah pun menolak dagangannya, membuatnya harus berjualan di belakang bangku kelas.

Tanpa modal besar, Ai memulai usahanya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di rumah.

Ia menjual produknya ke teman-teman, guru-guru, hingga alumni sekolah. Ketika ada sisa dagangan, ia lebih memilih membagikannya kepada teman-teman daripada membawanya pulang, khawatir membuat orang tuanya sedih.

Tekadnya yang kuat membawa perubahan besar. "Ketika modal saya sudah habis semuanya buat produksi barang terus buat dikasih ke distributor, pembayarannya sampai 7 bulan belum balik. Angkanya mungkin yang di luar nyampailah 1 M lebih," ungkapnya mengenang masa-masa sulit yang pernah dihadapi.

Puncak kesuksesan Ai terjadi saat pandemi Covid-19. Produksinya meningkat drastis hingga mencapai 2 ton per hari dengan 52 karyawan.

Tidak hanya itu, usahanya juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat yang terdampak PHK dari kota, memberikan mereka peluang untuk bangkit kembali di kampung halaman.

Keberhasilan Ai tidak hanya berdampak pada bisnisnya sendiri. Ia berhasil menciptakan ekosistem usaha yang melibatkan lebih dari 500 pengrajin keripik kaca di berbagai daerah.

Para pengrajin ini bebas menjual produknya ke mana saja, menciptakan kemandirian ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Di balik kesuksesannya, Ai tetap rendah hati. Ia percaya bahwa sedekah dan doa dari banyak orang yang terlibat dalam usahanya menjadi kunci keberkahan bisnisnya.

Kini, fokusnya tidak hanya pada pengembangan bisnis, tetapi juga pada branding untuk memperluas jangkauan pasar.