Dari Tungku Tradisional hingga Kerajinan, Serunya Wisata di Kampung Tajur
- istimewa
Sejarah Kampung Tajur sebagai desa wisata bermula pada tahun 2004 atas inisiatif Dedi Mulyadi. Melihat potensi lokal yang masih terjaga, ia mengembangkan kawasan ini menjadi destinasi pariwisata berbasis masyarakat.
Sejak itu, Kampung Tajur terus menarik perhatian wisatawan dari berbagai kalangan, termasuk pelajar yang sering datang untuk melakukan observasi pendidikan atau studi lapangan.
Rumah-rumah panggung berbahan kayu dan bambu yang menjadi ciri khas kampung ini turut menambah daya tariknya.
Sebagian besar rumah tersebut kini dapat disewa sebagai tempat menginap, dengan kapasitas hingga sepuluh orang per rumah.
Harga sewa berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per malam, menjadikannya pilihan yang terjangkau bagi keluarga maupun komunitas.
Selain keindahan alam dan pengalaman budaya, Kampung Tajur juga membawa dampak positif bagi perekonomian lokal.
Pendapatan warga meningkat, baik dari sektor penginapan, paket wisata, hingga kuliner tradisional.