Klarifikasi PSM Makassar soal Skandal 12 Pemain Saat Taklukkan Barito Putera
Purwasuka – Kemenangan PSM Makassar atas Barito Putera di pekan ke-16 Liga 1 2024/2025 harus tercoreng lantaran adanya insiden 12 pemain di lapangan pada saat pertandingan berlangsung. Tim berjuluk Juku Eja itu pun membuat klarifikasi.
PSM Makassar berhasil mencuri 3 poin dari Barito Putera saat kedua tim berduel di Stadion Batakan, Balikpapan, pada Minggu, 22 Desember 2024. Namun kemenangan tersebut terancam batal bahkan bisa berujung sanksi lantaran diduga ada 12 pemain PSM Makassar yang bertanding di tengah lapangan.
Sulaiman Abdul Karim selaku tim media officer PSM memberi klarifikasi terkait insiden 12 pemain saat pergantian pemain di menit ke 99+7 itu.
Menurut Sulaiman, pihaknya sudah melaksanakan prosedur yang berlaku. Akan tetapi, wasit utama di lapangan memutuskan laga terus berjalan dan tidak meminta pemain keluar lapangan. Disitulah terjadi 12 pemain PSM Makassar di tengah lapangan.
"Kemudian prosedur selanjutnya adalah menyerahkan form pergantian pemain kepada wasit cadangan," ujar Sulaiman dalam keterangannya.
Karena pihaknya sudah melaksanakan prosedur yang seharusnya berlaku, maka menurut Sulaiman kewenangan berikutnya untuk mengatur pertandingan mutlak ada di tangan wasit sebagai perangkat pertandingan.
"Setelah itu dilakukan, prosedur selanjutnya sudah menjadi kewenangan atau ranahnya perangkat pertandingan alias wasit, Dalam hal ini adalah wasit yang memimpin pertandingan dan wasit cadangan. Keduanya yang mengatur keluar dan masuknya pemain pengganti dan yang diganti," jelasnya.
Lebih lanjut Sulaiman menegaskan bahwa para pemain PSM Makassar tentu mematuhi arah wasit. Pada saat itu, wasit memutuskan pertandingan terus berjalan sehingga tidak ada pemain yang diminta untuk keluar lapangan.
"Tentu saja mengikuti arahan dari wasit utama dimana pada keadaan tersebut menetapkan play on sehingga pemain tidak dapat dan tidak diminta oleh wasit utama untuk meninggalkan lapangan," kata Sulaiman.
Di sisi lain, Barito Putera akan mengambil tindakan tegas ada insiden tersebut. Pelatih Barito Putera, Rahmad Darmawan mengatakan pihaknya akan melayangkan surat protes.
"Setelah ini akan menuliskan surat resmi (protes) saja. Itu urusan manajemen," kata Pelatih Barito Putera, Rahmad Darmawan dalam sesi konferensi pers usai laga pada Minggu, 22 Desember 2024.
Selain itu, Rahmad Darmawan juga menyinggung soal sanksi yang seharusnya dijatuhkan kepada PSM Makassar. Menurut Rahmad, sanksi yang dapat dijatuhkan terhadap klub yang menurunkan pemain tidak sah adalah pengurangan poin.
"Kenapa tadi ada sedikit ribut, di situ terjadi satu pelanggaran dari pasal pertandingan. Apabila seorang pemain yang tidak sah bermain dalam pertandingan resmi maka timnya akan dijatuhkan sanksi, kalah 3 poin," imbuh Rahmad Darmawan.
Adapun sanksi yang diatur oleh Komisi Disiplin PSSI untuk kasus seperti ini adalah pengurangan poin serta denda administrasi sebesar Rp90 juta rupiah.
"Apabila seorang pemain yang tidak sah sebagaimana dalam ayat 1 bermain di pertandingan resmi, maka timnya akan dijatuhi sanksi dinyatakan kalah dengan pemotongan poin (forfeit) pada pertandingan tersebut sesuai dengan Pasal 28 Kode Disiplin PSSI ini dan denda minimal Rp. 90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah)," bunyi Kode Disiplin PSSI Pasal 56 ayat 2, dikutip pada Senin, 23 Desember 2024
Purwasuka – Kemenangan PSM Makassar atas Barito Putera di pekan ke-16 Liga 1 2024/2025 harus tercoreng lantaran adanya insiden 12 pemain di lapangan pada saat pertandingan berlangsung. Tim berjuluk Juku Eja itu pun membuat klarifikasi.
PSM Makassar berhasil mencuri 3 poin dari Barito Putera saat kedua tim berduel di Stadion Batakan, Balikpapan, pada Minggu, 22 Desember 2024. Namun kemenangan tersebut terancam batal bahkan bisa berujung sanksi lantaran diduga ada 12 pemain PSM Makassar yang bertanding di tengah lapangan.
Sulaiman Abdul Karim selaku tim media officer PSM memberi klarifikasi terkait insiden 12 pemain saat pergantian pemain di menit ke 99+7 itu.
Menurut Sulaiman, pihaknya sudah melaksanakan prosedur yang berlaku. Akan tetapi, wasit utama di lapangan memutuskan laga terus berjalan dan tidak meminta pemain keluar lapangan. Disitulah terjadi 12 pemain PSM Makassar di tengah lapangan.
"Kemudian prosedur selanjutnya adalah menyerahkan form pergantian pemain kepada wasit cadangan," ujar Sulaiman dalam keterangannya.
Karena pihaknya sudah melaksanakan prosedur yang seharusnya berlaku, maka menurut Sulaiman kewenangan berikutnya untuk mengatur pertandingan mutlak ada di tangan wasit sebagai perangkat pertandingan.
"Setelah itu dilakukan, prosedur selanjutnya sudah menjadi kewenangan atau ranahnya perangkat pertandingan alias wasit, Dalam hal ini adalah wasit yang memimpin pertandingan dan wasit cadangan. Keduanya yang mengatur keluar dan masuknya pemain pengganti dan yang diganti," jelasnya.
Lebih lanjut Sulaiman menegaskan bahwa para pemain PSM Makassar tentu mematuhi arah wasit. Pada saat itu, wasit memutuskan pertandingan terus berjalan sehingga tidak ada pemain yang diminta untuk keluar lapangan.
"Tentu saja mengikuti arahan dari wasit utama dimana pada keadaan tersebut menetapkan play on sehingga pemain tidak dapat dan tidak diminta oleh wasit utama untuk meninggalkan lapangan," kata Sulaiman.
Di sisi lain, Barito Putera akan mengambil tindakan tegas ada insiden tersebut. Pelatih Barito Putera, Rahmad Darmawan mengatakan pihaknya akan melayangkan surat protes.
"Setelah ini akan menuliskan surat resmi (protes) saja. Itu urusan manajemen," kata Pelatih Barito Putera, Rahmad Darmawan dalam sesi konferensi pers usai laga pada Minggu, 22 Desember 2024.
Selain itu, Rahmad Darmawan juga menyinggung soal sanksi yang seharusnya dijatuhkan kepada PSM Makassar. Menurut Rahmad, sanksi yang dapat dijatuhkan terhadap klub yang menurunkan pemain tidak sah adalah pengurangan poin.
"Kenapa tadi ada sedikit ribut, di situ terjadi satu pelanggaran dari pasal pertandingan. Apabila seorang pemain yang tidak sah bermain dalam pertandingan resmi maka timnya akan dijatuhkan sanksi, kalah 3 poin," imbuh Rahmad Darmawan.
Adapun sanksi yang diatur oleh Komisi Disiplin PSSI untuk kasus seperti ini adalah pengurangan poin serta denda administrasi sebesar Rp90 juta rupiah.
"Apabila seorang pemain yang tidak sah sebagaimana dalam ayat 1 bermain di pertandingan resmi, maka timnya akan dijatuhi sanksi dinyatakan kalah dengan pemotongan poin (forfeit) pada pertandingan tersebut sesuai dengan Pasal 28 Kode Disiplin PSSI ini dan denda minimal Rp. 90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah)," bunyi Kode Disiplin PSSI Pasal 56 ayat 2, dikutip pada Senin, 23 Desember 2024