Sebentar Lagi Puasa Ramadhan, Kenali Sejarah dan Keutamaannya

Ilustrasi bulan Ramadhan
Sumber :
  • Freepik.com

PurwasukaPuasa Ramadhan adalah salah satu ibadah wajib bagi umat Islam di seluruh dunia. 

Ibadah yang dilakukan selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan ini merupakan berkah bagi setiap umat Islam. Orang-orang akan berlomba untuk melakukan kebaikan dan menambah amal ibadahnya pada bulan Ramadhan ini.

Salah satu rukun Islam ini rupanya memiliki sejarah yang cukup panjang. Pasalnya kewajiban untuk berpuasa tidak hanya bagi umat zaman sekarang saja, akan tetapi juga bagi umat sebelum zaman Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Puasa Ramadhan

Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Islam dan memiliki sejarah yang panjang dalam agama Islam.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Hal ini berarti bahwa semua agama samawi mengajarkan keesaan kepada Allah, salah satu ibadah yang wajib dilakukan adalah berpuasa.

Melansir dari laman NU Online, sejarah kewajiban puasa Ramadhan tidak terlepas dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke negeri Yatsrib (Madinah).

Puasa Ramadhan diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriah dengan cara dan model yang dilakukan umat Islam hingga kini.

Sebelum muncul perintah untuk melakukan puasa pada bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat sudah melakukan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.

Setelah Allah SWT menurunkan Surat Al-Baqarah ayat 183-185 sebagai perintah wajib puasa Ramadhan, maka Nabi Muhammad SAW memerintahkan para sahabat untuk melakukan puasa di bulan Ramadhan.

Puasa Ramadhan inilah yang kemudian menggantikan puasa Asyura. Namun demikian, Nabi Muhammad SAW tetap mengizinkan umat Islam untuk melakukan puasa Asyura. Akan tetapi puasa Asyura menjadi puasa sunnah yang boleh dilakukan tapi tidak wajib bagi umat Islam.

Pada tahun pertama perintah wajib puasa Ramadhan, para sahabat dilarang untuk mendekati istri mereka pada malam-malam puasa. Aturan tersebut dirasa berat oleh para sahabat. Al-Qur’an kemudian meringankan keberatan dan kesulitan pelaksanaan ibadah Ramadhan tersebut melalui Surat Al-Baqarah ayat 187 yang membolehkan mereka untuk menggauli istri pada malam harinya.

Puasa Ramadhan menjadi puasa yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Puasa ini adalah sebagai bentuk atau sarana untuk meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Jika ada umat Islam yang tidak sanggup melaksanakan puasa Ramadhan, maka diwajibkan untuk membayar fidyah.

Keutamaan Puasa Ramadhan

Melaksanakan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh ini memiliki sejumlah keutamaan. Dilansir dari laman NU Online, berikut adalah tujuh keutamaan puasa di bulan Ramadhan:

Mengangkat derajat

Seorang umat Islam yang melaksanakan puasa Ramadhan derajatnya akan diangkat oleh Allah SWT. Karena, pada bulan Ramadhan ini Allah SWT membuka seluruh pintu surga dan menutup pintu neraka. Dengan dibukanya pintu-pintu surga ini, menjadi dorongan bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah sehingga derajatnya semakin tinggi di sisi Allah SWT.

Penghapusan dosa

Seorang umat Islam yang melaksanakan puasa Ramadhan akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dengan catatan, puasa yang dilakukannya harus banar-benar karena keimanan dan hanya mengharap pahala dari Allah SWT, bukan ingin mendapat pujian dari sesama manusia.

Mengalahkan syahwat

Dengan berkurangnya asupan makanan dalam tubuh, maka nafsu atau syahwat dalam diri manusia bisa lebih mudah dikendalikan. Jika bisa mengendalikannya, maka ia akan lebih mudah melakukan ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat.

Memperbanyak sedekah

Dengan berpuasa, seseorang akan merasakan bagaimana rasanya menahan lapar dan haus. Hal ini dapat memunculkan rasa empati dalam dirinya untuk memperbanyak sedekah kepada sesama, terlebih kepada orang yang hidup serba kekurangan.

Memperbanyak ketaatan

Dengan menahan lapar dan dahaga di siang hari, tidak hanya memunculkan rasa empati dalam dirinya, tetapi juga mengingatkan dirinya akan rasa lapar dan dahaga para penghuni neraka. Sehingga, ketaatannya meningkat agar jangan sampai dirinya kelak masuk ke neraka.

Mensyukuri nikmat tersembunyi

Sebuah kenikmatan akan lebih terasa jika untuk mendapatkannya harus dilalui dengan perjuangan. Salah satu kenikmatan besar orang yang berpuasa adalah saat berbuka puasa, setelah sebelumnya menahan lapar dan dahaga sepanjang hari. Dengan merasakan kenikmatan ini, akan timbul rasa syukur dalam dirinya.

Mencegah keinginan bermaksiat

Saat sedang berpuasa, pikiran seseorang cenderung lebih besar difokuskan untuk menanti waktu berbuka puasa dengan segala hidangannya. Dengan demikian, pikiran untuk melakukan maksiat berkurang karena fokusnya lebih banyak teralihkan untuk menanti waktu berbuka.