Naik Haji dari Hasil Jualan Bubur, Warsini Ungkap Rahasia Sukses Berjualan Hingga Ratusan Porsi
Purwasuka – Kisah tukang bubur naik haji tidak hanya ada di sinetron, tapi juga ada di dunia nyata.
Naik haji dengan hasil jualan bubur dialami oleh Warsini dan suaminya.
Warsini dan suaminya merupakan jemaah haji asal Balikpapan, Kalimantan Timur yang mencapai mimpi naik haji berkat hasil jualan bubur.
Perempuan kelahiran Kediri, Jawa Timur itu merantau sejak usianya masih muda. Ia menjual berbagai bubur, seperti bubur kacang hijau, bubur ketan item, dan bubur sumsum.
Tukang Bubur Naik Haji, Warsini
- -
Dibantu oleh suaminya yang merupakan pensiunan karyawan sebuah perusahaan, Warsini menyisihkan hasil jualan buburnya untuk ditabung demi mewujudkan mimpi naik haji.
“Sehari-hari saya jualan bubur kacang ijo, bubur ketan item, bubur sumsum, saya yang jualan, suami bantu-bantu. Dulu suami pernah kerja di perusahaan, sudah berhenti, sementara anak masih kecil-kecil,” tutur Warsini saat ditemui di sela pelepasan jemaah pertama pulang ke Tanah Air, pada tahun 2022 lalu.
Warsini mengaku penghasilannya dari berjualan bubur memang tidak menentu setiap harinya.
Tapi berkat kesabaran dan kegigihannya, ia bisa menabung hingga akhirnya bisa mencapai mimpi naik haji bersama suaminya.
“Penghasilan dari jualan bubur tak tentu, tapi setiap harinya saya sisihkan untuk nabung pergi haji, cita-cita saya sejak muda, pergi haji. Lama nabungnya, tapi saya tetap sabar,” sambung perempuan paruh baya itu.
Jum'at Berkah Jadi Kunci Sukses Warsini Jualan Bubur
Salah satu kunci sukses Warsini berjualan bubur adalah menerapkan program sedekah di hari Jum'at atau dengan konsep Jum'at Berkah.
Jika di hari biasanya Warsini menjual bubur sebesar Rp7000 per porsi, khusus hari Jum'at ia menjual satu porsi bubur seharga Rp5000.
Disamping bernilai ibadah, program Jum'at barokah Warsini ini terbukti membuat dagangannya laris.
"Setiap Jumat saya punya program Jumat Berkah, saya turunkan harga jualannya, di hari biasa saya jual Rp7 ribu, setiap Jumat jadi Rp5 ribu. Jumat berkah ini sudah saya lakukan sejak memulai usaha ini. Saya cari berkahnya dengan menurunkan harga jualan saya,” ungkap Warsini.
Di Jum'at Berkah, dagangan Warsini semakin laris dengan menerima pesanan dari perusahaan yang ada di sekitar tempat Warsini berjualan.
Bahkan, di hari Jum'at itu Warsini bisa menjual hingga ratusan porsi bubur dagangannya.
“Perusahaan tahu Jumat berkah itu, sehingga banyak pesan untuk karyawannya, jumlahnya gak tentu, 50-100 porsi. Alhamdulillah senang, disyukurin saja,” ujarnya.
Tak hanya punya program Jum'at Berkah, Warsini juga menerapkan sedekah dengan memberi bubur gratis bagi mereka yang tidak punya uang.
Perempuan berusia 60 tahun itu mengaku ikhlas melakukan hal tersebut dengan niat untuk tabungan akhiratnya.
"Saya juga sering memberi bubur gratis pada yang mau bubur tapi gak punya uang, saya kasih, saya ikhlas sekali, yang saya cari kan tabungan nanti di akhirat, yang penting ikhlas, itu kuncinya,” kata dia yang tinggal di wilayah Muara Jawa, Balikpapan.
Haru Melihat Baitullah
Setiap kebaikan yang dilakukan untuk orang lain, akan kembali pada diri sendiri. Itu pula yang dialami Warsini saat tiba di tanah suci Mekkah.
Ibu tiga anak itu mengaku diberikan kesehatan dan kelancaran saat melaksanakan ibadah haji.
“Saat lempar jumrah dan tawaf Ifadah, seluruhnya Alhamdulillah lancar,” ujar ibu yang membiayai ketiga anaknya hingga perguruan tinggi itu.
Dengan haru, Warsini mengaku terenyuh saat pertama kali ia melihat Ka'bah (Baitullah).
Saat itulah Warsini memanjatkan doa-doa salah satunya diberi kelancaran rejeki agar kembali bisa menunaikan haji bersama keluarga.
“Sedih, senang, bersyukur, ya Allah. Doa saya, hanya minta sehat, minta rezeki yang berkah, dan minta ke sini lagi sama anak, cucu, menantu. Doa saya begitu saja, sama dengan doa yang dipanjatkan saat di Arafah,” ujar Warsini
Purwasuka – Kisah tukang bubur naik haji tidak hanya ada di sinetron, tapi juga ada di dunia nyata.
Naik haji dengan hasil jualan bubur dialami oleh Warsini dan suaminya.
Warsini dan suaminya merupakan jemaah haji asal Balikpapan, Kalimantan Timur yang mencapai mimpi naik haji berkat hasil jualan bubur.
Perempuan kelahiran Kediri, Jawa Timur itu merantau sejak usianya masih muda. Ia menjual berbagai bubur, seperti bubur kacang hijau, bubur ketan item, dan bubur sumsum.
Tukang Bubur Naik Haji, Warsini
- -
Dibantu oleh suaminya yang merupakan pensiunan karyawan sebuah perusahaan, Warsini menyisihkan hasil jualan buburnya untuk ditabung demi mewujudkan mimpi naik haji.
“Sehari-hari saya jualan bubur kacang ijo, bubur ketan item, bubur sumsum, saya yang jualan, suami bantu-bantu. Dulu suami pernah kerja di perusahaan, sudah berhenti, sementara anak masih kecil-kecil,” tutur Warsini saat ditemui di sela pelepasan jemaah pertama pulang ke Tanah Air, pada tahun 2022 lalu.
Warsini mengaku penghasilannya dari berjualan bubur memang tidak menentu setiap harinya.
Tapi berkat kesabaran dan kegigihannya, ia bisa menabung hingga akhirnya bisa mencapai mimpi naik haji bersama suaminya.
“Penghasilan dari jualan bubur tak tentu, tapi setiap harinya saya sisihkan untuk nabung pergi haji, cita-cita saya sejak muda, pergi haji. Lama nabungnya, tapi saya tetap sabar,” sambung perempuan paruh baya itu.
Jum'at Berkah Jadi Kunci Sukses Warsini Jualan Bubur
Salah satu kunci sukses Warsini berjualan bubur adalah menerapkan program sedekah di hari Jum'at atau dengan konsep Jum'at Berkah.
Jika di hari biasanya Warsini menjual bubur sebesar Rp7000 per porsi, khusus hari Jum'at ia menjual satu porsi bubur seharga Rp5000.
Disamping bernilai ibadah, program Jum'at barokah Warsini ini terbukti membuat dagangannya laris.
"Setiap Jumat saya punya program Jumat Berkah, saya turunkan harga jualannya, di hari biasa saya jual Rp7 ribu, setiap Jumat jadi Rp5 ribu. Jumat berkah ini sudah saya lakukan sejak memulai usaha ini. Saya cari berkahnya dengan menurunkan harga jualan saya,” ungkap Warsini.
Di Jum'at Berkah, dagangan Warsini semakin laris dengan menerima pesanan dari perusahaan yang ada di sekitar tempat Warsini berjualan.
Bahkan, di hari Jum'at itu Warsini bisa menjual hingga ratusan porsi bubur dagangannya.
“Perusahaan tahu Jumat berkah itu, sehingga banyak pesan untuk karyawannya, jumlahnya gak tentu, 50-100 porsi. Alhamdulillah senang, disyukurin saja,” ujarnya.
Tak hanya punya program Jum'at Berkah, Warsini juga menerapkan sedekah dengan memberi bubur gratis bagi mereka yang tidak punya uang.
Perempuan berusia 60 tahun itu mengaku ikhlas melakukan hal tersebut dengan niat untuk tabungan akhiratnya.
"Saya juga sering memberi bubur gratis pada yang mau bubur tapi gak punya uang, saya kasih, saya ikhlas sekali, yang saya cari kan tabungan nanti di akhirat, yang penting ikhlas, itu kuncinya,” kata dia yang tinggal di wilayah Muara Jawa, Balikpapan.
Haru Melihat Baitullah
Setiap kebaikan yang dilakukan untuk orang lain, akan kembali pada diri sendiri. Itu pula yang dialami Warsini saat tiba di tanah suci Mekkah.
Ibu tiga anak itu mengaku diberikan kesehatan dan kelancaran saat melaksanakan ibadah haji.
“Saat lempar jumrah dan tawaf Ifadah, seluruhnya Alhamdulillah lancar,” ujar ibu yang membiayai ketiga anaknya hingga perguruan tinggi itu.
Dengan haru, Warsini mengaku terenyuh saat pertama kali ia melihat Ka'bah (Baitullah).
Saat itulah Warsini memanjatkan doa-doa salah satunya diberi kelancaran rejeki agar kembali bisa menunaikan haji bersama keluarga.
“Sedih, senang, bersyukur, ya Allah. Doa saya, hanya minta sehat, minta rezeki yang berkah, dan minta ke sini lagi sama anak, cucu, menantu. Doa saya begitu saja, sama dengan doa yang dipanjatkan saat di Arafah,” ujar Warsini