Dari Gagal Nikah Muda Hingga Sukses Jualan Seblak: Kisah Haru Bu Wiwin

Bu Wiwin, penjual seblak
Sumber :
  • Tangkap Layar Youtube Kang Asar Vlog

VIVAPurwasukaBu Wiwin (22) mengawali hari-harinya di dapur kecil rumahnya di Kampung Margasari.

Tangan terampilnya dengan cekatan menyiapkan berbagai bahan untuk membuat seblak, makanan pedas khas Sunda yang kini menjadi sumber penghasilannya.

Perjalanan hidupnya tak selalu mulus. Sebagai korban nikah muda, Bu Wiwin harus menghadapi kenyataan pahit ketika adiknya justru menikah lebih dulu - sebuah fenomena yang dalam istilah Sunda disebut "karunghal".

Namun, keterpurukan itu justru menjadi titik balik dalam hidupnya.

Hanya bermodalkan ijazah SMP dan tekad yang kuat, Bu Wiwin memberanikan diri memulai usaha seblak. "Awalnya saya malu, tapi kebutuhan hidup mengajarkan saya untuk tidak gengsi," ungkapnya sambil tersenyum.

Setiap hari, ia bangun pagi-pagi untuk belanja bahan-bahan di pasar tradisional. Menu andalannya adalah seblak dengan berbagai variasi topping. Harga yang terjangkau membuat dagangannya selalu laris di kalangan warga kampung.

Meski begitu, tantangan tetap ada. Terkadang penghasilannya tidak menentu, berkisar antara Rp30.000 hingga Rp50.000 per hari. "Ada hari dimana dagangan laris, ada juga yang sepi. Tapi saya tetap bersyukur," tuturnya.