Peluang Besar Bisnis Keripik Singkong, Jajanan Lokal yang Terkenal Hingga Korea Selatan
- YouTube @Humas Sumut
Purwasuka – Berbagai daerah di Indonesia tentu mengenal keripik singkong, bahkan bisa jadi setiap daerah memiliki versi dan resep keripik singkong tersendiri.
Jajanan lokal ini memang terbilang tradisional, tidak seperti jajanan modern yang dikemas dan dijual di mall-mall besar.
Namun siapa sangka, ternyata keripik singkong memiliki prospek bisnis yang luar biasa besar, bahkan bisa tembus ke pasar internasional.
Hal ini dibuktikan oleh Muhdi, pria asal Sumatera Utara (Sumut) yang sukses berbisnis keripik singkong hingga produknya terkenal dan laku di mancanegara.
Di kanal YouTube Humas Sumut, Muhdi menceritakan perjalanannya berbisnis keripik singkong dari nol hingga sukses menembus pasar internasional.
Berawal Saat Krisis Moneter Tahun 1998
Indonesia memang sempat mengalami masalah ekonomi pada tahun 1998. Saat itu masyarakat Tanah Air mengalami krisis moneter yang sangat mencekik.
Muhdi yang kala itu bekerja sebagai sales di sebuah toko kelontong, terpaksa berhenti karena toko tersebut bangkrut terkena efek krisis yang terus terjadi.
Hidup sebagai pengangguran membuat Muhdi putar otak hingga dia berencana jualan keripik singkong dengan modal dan keahlian seadanya.
Produk Muhdi ternyata laris terjual dan memberikan hasil yang tidak sedikit. Banyaknya pesanan membuat Muhdi tak mampu bekerja sendiri. Ia merekrut karyawan yang ia pekerjakan
Rugi dan Hampir Gulung Tikar
Seiring waktu berjalan, Muhdi rupanya menemui kendala dalam inovasi produk. Lambat laun produknya mulai tidak diminati dan Muhdi sempat berhenti memproduksi sekitar dua bulan pada tahun 2004.
Muhdi pun rugi sekitar Rp40 juta. Celakanya lagi, karyawan yang ia pekerjakan pun mundur meninggalkannya. Hampir Muhdi gulung tikar dan tidak lagi beroperasi.
Namun, dengan sisa semangat yang ada, dan modal sebesar Rp.1,1 juta Muhdi kembali bangkit dan memproduksi 200 bal keripik singkong.
Laku Laris di Korea Selatan
Pada tahun 2010 Muhdi mulai berani menjajakan produk keripik singkongnya ke mancanegara, salah satunya ke Korea Selatan. Ia mengirim sample keripik singkong ke Negara Ginseng itu awalnya secara gratis, namun tak disangka sebulan kemudian dia menerima pesanan dari Korea Selatan sebanyak satu kontainer.
Ekspor keripik singkong Muhdi itu pun terus berlanjut hingga mendapat pesanan sebanyak tiga kontainer rutin setiap bulan.
Ternyata, tak hanya ke Korea Selatan, Muhdi juga mengirim Keripik Singkong nya ke Singapura dan Malaysia.
Omzet Rp300 Juta Tiap Bulan
Banyaknya permintaan, membuat Muhdi meningkatkan jumlah produksi. Alhasil, omzet yang ia raup setiap bulannya mencapai Rp300 juta.
Meraih Penghargaan dari Pemerintah
Kesuksesan Muhdi merintis bisnis Keripik Singkong itu mengantarkan dia meraih sejumlah penghargaan baik dari pemerintah daerah, Provinsi Sumatera Utara, maupun pemerintah pusat. Pada tahun 2015 Muhdi menerima penghargaan langsung dari Presiden Joko Widodo
Purwasuka – Berbagai daerah di Indonesia tentu mengenal keripik singkong, bahkan bisa jadi setiap daerah memiliki versi dan resep keripik singkong tersendiri.
Jajanan lokal ini memang terbilang tradisional, tidak seperti jajanan modern yang dikemas dan dijual di mall-mall besar.
Namun siapa sangka, ternyata keripik singkong memiliki prospek bisnis yang luar biasa besar, bahkan bisa tembus ke pasar internasional.
Hal ini dibuktikan oleh Muhdi, pria asal Sumatera Utara (Sumut) yang sukses berbisnis keripik singkong hingga produknya terkenal dan laku di mancanegara.
Di kanal YouTube Humas Sumut, Muhdi menceritakan perjalanannya berbisnis keripik singkong dari nol hingga sukses menembus pasar internasional.
Berawal Saat Krisis Moneter Tahun 1998
Indonesia memang sempat mengalami masalah ekonomi pada tahun 1998. Saat itu masyarakat Tanah Air mengalami krisis moneter yang sangat mencekik.
Muhdi yang kala itu bekerja sebagai sales di sebuah toko kelontong, terpaksa berhenti karena toko tersebut bangkrut terkena efek krisis yang terus terjadi.
Hidup sebagai pengangguran membuat Muhdi putar otak hingga dia berencana jualan keripik singkong dengan modal dan keahlian seadanya.
Produk Muhdi ternyata laris terjual dan memberikan hasil yang tidak sedikit. Banyaknya pesanan membuat Muhdi tak mampu bekerja sendiri. Ia merekrut karyawan yang ia pekerjakan
Rugi dan Hampir Gulung Tikar
Seiring waktu berjalan, Muhdi rupanya menemui kendala dalam inovasi produk. Lambat laun produknya mulai tidak diminati dan Muhdi sempat berhenti memproduksi sekitar dua bulan pada tahun 2004.
Muhdi pun rugi sekitar Rp40 juta. Celakanya lagi, karyawan yang ia pekerjakan pun mundur meninggalkannya. Hampir Muhdi gulung tikar dan tidak lagi beroperasi.
Namun, dengan sisa semangat yang ada, dan modal sebesar Rp.1,1 juta Muhdi kembali bangkit dan memproduksi 200 bal keripik singkong.
Laku Laris di Korea Selatan
Pada tahun 2010 Muhdi mulai berani menjajakan produk keripik singkongnya ke mancanegara, salah satunya ke Korea Selatan. Ia mengirim sample keripik singkong ke Negara Ginseng itu awalnya secara gratis, namun tak disangka sebulan kemudian dia menerima pesanan dari Korea Selatan sebanyak satu kontainer.
Ekspor keripik singkong Muhdi itu pun terus berlanjut hingga mendapat pesanan sebanyak tiga kontainer rutin setiap bulan.
Ternyata, tak hanya ke Korea Selatan, Muhdi juga mengirim Keripik Singkong nya ke Singapura dan Malaysia.
Omzet Rp300 Juta Tiap Bulan
Banyaknya permintaan, membuat Muhdi meningkatkan jumlah produksi. Alhasil, omzet yang ia raup setiap bulannya mencapai Rp300 juta.
Meraih Penghargaan dari Pemerintah
Kesuksesan Muhdi merintis bisnis Keripik Singkong itu mengantarkan dia meraih sejumlah penghargaan baik dari pemerintah daerah, Provinsi Sumatera Utara, maupun pemerintah pusat. Pada tahun 2015 Muhdi menerima penghargaan langsung dari Presiden Joko Widodo